Senin, Mei 11, 2009

Ketika Keyakinan itu Datang

Ketika mulai mengabarkan berita pernikahanku kepada kalangan-kalangan dekat.. timbul pertanyaan yang berulang dan setipe dari mereka.. (bayangin hanya dalam jangka waktu 2 hari ku harus mempersiapkan diri tuk menjadi seorang istri setelah melalui masa ta’aruf kurang lebih 1 bulan ( suamiku datang tgl. 18 januari 2009 trus tgl. 20 januari 2009 pernikahan kami dilangsungkan. alhamdulillah. doain yakkk.... ) ..... harus sms kesana kemari, harus telpon keluarga dikalimantan... dadakan banget... )

Pertanyaan yang dulu juga kutanyakan kepada teman-teman dekatku yang menikah..

Selain pertanyaan mereka berupa “sama siapa?”, yang kujawab dengan “bukannya ga mau ngasih tau, tapi lihat nanti aja ya…..

pertanyaan yang juga tipikal adalah :” “ Bagaimana kamu bisa yakin bahwa dialah orang yang tepat?”

Hmmh.. pertanyaan yang berat-berat-gampang untuk dijawab.tapi kukira pertanyaan ini wajar karena proses ta’aruf sampai ke pernikahan dengan suamiku ini hanya berlangsung kurang lebih 1 bulan. dan hanya bertemu 1 kali trus menikah deh....

Berhubung banyak perempuan, termasuk aku dulu juga pernah bertanya-tanya tentang hal ini, maka aku pikir ga ada salahnya aku berbagi tentang proses ‘keyakinan’ ini.

Entah kebetulan, entah disengaja, pada saat ini aku berkeyakinan bahwa dia-lah satu-satunya pria yang paling tepat untuk jadi pendamping hidupku. (Ini kalo di film komedi-romantis, pasti udah ada backsound “Owh.. so swiiit..” hehe )

Pertama, indikator keyakinan ini sangatlah mudah.. My heart tells me so.. radar keyakinan berupa kemantapan saat pertama kali pertemuan kami. keyakinan didalam hati bahwa inilah mujahid yang dipilihkan Allah tuk menjadi imamku nanti. sehingga tiada keraguan sedikitpun dihatiku tuk mengatakan "iya" memilihnya

Poin kedua, kesolihan. Banyak sekali pria-pria baik, tampan, pinter, tajir yang kukenal.. tapi yang soleh? Banyak juga sih.. hehe, ya Alhamdulillaah sebagian lingkungan pergaulanku orang-orang yang suka ngaji, suka sholat, suka da’wah, suka mematuhi orang tua, pimpinan, de el el..

Tapi kadang saking sholehnya (sholeh dalam pandangan ku sebagai manusia yang dhoif. Dan moga2 sholeh juga dihadapan Allah . amin ) aku malah jadi nyuruh diriku untuk “ngaca”, sepertinya aku kurang sepadan deh ama mereka.. aku kan masih pecicilan gini, masih jauh dari profil akhwat solihah rahimakumullah, ngeliat lembar mutaba’ah yaumiyah cuma bisa geleng-geleng kepala sambil nyengir miris... jadi sudah jelas kan sodara2, ainul mardhiyah ini minder dengan pria-pria yang tampak sangat soleh…

Tapi kan aku masih pengen dapet suami yang soleh.. Emang ga boleh berharap punya suami yang bisa ngebenerin langkahku yang amburadul ini, sayang sama anak-anakku kelak, dan SIAGA (Siap Antar Jaga-alias nyupirin, halaah..). Prinsipnya berarti mencari laki-laki yang tidak egois, solehnya ga Cuma untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk yang lain..

Hingga akhirnya aku men-set profil/ kriteria calon suamiku harusla soleh yang ga ketawan solehnya.. (nah lho??), dia haruslah memahami dien ini sebagai agama yang manusiawi, agama yang rahmat, agama yang applicable to all aspects.. dia ga harus ketahuan jungkir balik ,tapi cukup ketahuan kalo dia istiqomah, memahami agama dengan cara memahami yang tepat (ga liberal, ga asal-asalan, berpedoman terhadap Al-Qur’an dan As-Sunah) dan membela agama ini apapun yang terjadi. Seperti mengengam bara api… walau panas dia tak boleh melepaskannya… seperti lilin yang siap menerangi siapa saja walaupun harus terbakar abis tidak seperti lampu pijar yang bisa di on atau dioff kan kapan saja oleh siapa saja . hmmm

Sekarang lihat dia, jenggot ga ada, jidat ga item, celana ga nyungkring.. di friendsternya malah Cuma ada foto presiden sukarno ….. apa dia penggemar presiden sukarno yak…. Nah ini belum sempat kutanyakan padanya sampai saat ini …… (ampun deh DJ..) tapi aku cukup terkesima lah ketika di beberapa kesempatan secara ga langsung beliau mengajarkan aku bahwa setiap langkah dalam hidup itu jangan di-sia2kan.. bahasa betawinya, dia ga banyak bacot.. bahasa sundanya naon nya’ hmmmm …… tapi kegelisahannya terasa jika ummat manusia di sekitarnya melenceng. insyaALLAH aku merasa sering diingatkan untuk sering ‘lihat ke bawah’. Aku bersyukur ada seseorang yang secara ga langsung mengingatkanku, bahwa segala sesuatu yang kita miliki ini sebenernya bukan milik kita dan ada hak-hak orang lain terhadap harta yang dititipkan-NYA kepada kita . Makasih ya mujahidku…. .. be like that terus dan terus… (eh lupa.. suamiku ini kukenal melalaui dunia maya ini hmm.. tepatnya melalui cyber MQ ini... )

Ketiga, Karakter. Dia sederhana namun unik—juga tidak narsis. Hmm… eh sedikit narsis ketang Sederhana dia tuh gimana ya.. ngga nganeh2 lah, lifestyle-nya gitu2 aja, tapi seleranya ga norak.. ga kampungan.. ...

Trus.. ulet.. . sabar..... Itu juga yang buat aku yaqin. (tau darimana hayooo... kan belum pernah ketemu ? hmm.. ini kuketahui dari cerita dia ke ayahku ketika kami melalui proses ta’aruf . hus.. hus.. jangan suudzon dulu yak.. maksudnya suamiku ini waktu masa ta’aruf berkomunikasi dengan ayahku by phone gitu... ) suamiku ini bukanlah dari keturunan orang kaya..... , buat apa sih nikah sama cowo tajir 7 turunan kalo cowo itu males dan Cuma bisa gaya dengan mobil-rumah-dan apalah itu yang milik orang tuanya. Ama dia ini, aku yakin, walopun mungkin-siapa-tau-tapi-semoga-jangan-sampe-terjadi kami kekurangan secara ekonomi (baca: jatuh miskin dan ga bisa online ), setidaknya kami punya harga diri. Karena dia selalu memastikan rejeki yang masuk ke perutnya itu halaal (berarti dia juga punya standar kualitas tinggi akan kehalalan rejeki yang masuk ke pintu rumah keluarga kami), maksudnya dia pasti memperoleh rejeki dengan cara yang jujur (kerjanya halaal, prosesnya halaal, ga menjilat, dsj), oalaah calon suamiku ini.. (eh sekarang udah jadi suamiku. Alhamdulillah ) semoga kau bisa membawaku ke syurga... ‘amiin..

Romantis? Kayaknya suamiku ini ga romantis deh malah cenderung kurang peka…. Tapi Ada bakat juga sih.. tapi tauk deh, semoga romantisnya tepat sasaran.. (maksudd??). yah, yang penting ada bakat romantis, itu mah udah cukup bagi semua perempuan. Cerdas? Damn sure.. gaull? Ya secara wawasan, tapi nggak gaul di gaya.. hehe, tapi nyambung lah hmmm

Lembut? Ya, kalo lagi ga kumat rese’nya sih lembut. Penyayang? InsyaALLAH.. kebayangnya sih nanti dia ini bakal deket banget ama anak2nya..’amiin.

yuk kita intip point ke - 4 .................

Poin ke-4, beliau punya banyak sekali kekurangan. (seperti diriku yang juga banyak kekurangan..... bahkan sangat banyak.. sehingga pertama kali memutuskan ya.. ada rasa takut ... takut diri ini mengecewakan dia.... tapi keyakinan akan pilihan yang telah Allah berikan membuat diri ini berani tuk menatap tegak bahwa dibalik kekurangan pasti ada kelebihan.. semangattt.... !!!) Ffffiuuuhhh.. syukurlah, berarti aku memang menikahi seorang manusia ya. Kekurangan-kekurangan dia pun aku pelajari satu-satu. Sejauh ini ( 2 bulan lebih pernikahan kami) kekurangan-kekurangan itu (baik keukrangan dari pihak suami maupun kekurangan dari diriku dan lebih banyak masalah ditimbulkan dari kekurangan yang datang dari diriku ) cukup sering membuat konflik dan menimbulkan kesal. Dia orangnya tsiqoh banget ama diriku sehingga tiada kekhawatiran dalam dirinya padaku karena katanya : ku yakin Allah akan menjaga istriku... " (halah halah.. so sweat.... tapi kadang nyebelin ) sedangkan aku super terbuka (baca: ember_red). Dia sedikit cool , tapi ramah , ga mau basa-basi lah, en the bre en the bre..

Alhamdulillaah so far, kekurangan2nya dan perbedaan2 itu tidak terlalu prinsipil. Aku yakini itu bisa jadi pelengkap dinamika hidup berumah tangga kami. Aku anggap memang itu paketannya.. justru dia terlihat sempurna sebagai manusia karena dia memiliki kelemahan-kelemahan itu..
uhhibuka filla wal lillah mas.....

bukankah kita hidup didunia ini bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai , tapi kita mencintai seorang yang tak sempurna dengan cara yang sempurna ….

Yang penting, aku menerimanya sepenuh hati. Semoga begitu juga yang ada dalam hatinya terhadap diriku.. ada masa dimana cinta ini mungkin akan meluntur di kemudian tahun, harapannya sih tidak, semoga cinta ini selalu terawat, hingga jadi berlebih sehingga kami harus membaginya ke kaum dhuafa, kepada manusia-manusia yang masih kegelapan dalam jalan hidupnya.

Ini sebuah mimpi besar, ekspektasi yang juga besar..

Ada kalanya ragu dan takut ini muncul,

Karena sadar diri ini lemah dan kurang adanya, tapi bermimpi melampaui jangkauan semestinya,

Semoga inilah rumah tangga da’wahku yang pertama dan tidak akan pernah berakhir hingga di syurga..
Pernikahan kami adalah kenangan terindah yang tak bisa ku lupakan. kesederhaan yang dia tawarkan , kehidupan yang penuh tantangan , kehidupan sebenarnya yang harus kami lalui di jalan Dakwah. Dijalan Dakwah kami menikah, dan dialah yang kupilih menjadi suamiku atas ijin Allah karena dia adalah penumbuh benih benih dakwah.

So for everybody who reads this, ketika anda-anda semua membaca tulisan ini lihatlah bahwa kami sangat bersyukur atas karunia pernikahan ini. Mungkin dimata kalian semua dia bukanlah siapa2 tapi dimataku dalam hatiku dia adalah sangat sangat luar biasa. Karena dia suamiku. Dialah Qowwamku……..
Suamiku….. jangan pernah berhenti mencintai istrimu yang manja ini…. Teruslah tuntun dan bimbing diriku tuk menjadi pengantin dan pendampingmu disyurga ……. Amin.
Suamiku… kuingin beranjak tua bersamamu … atas ijin Allah…..

Kamis, April 02, 2009

Pacaran dalam Islam

Pacaran itu diidentifikasi sebagai suatu tali kasih sayang yang terjalin atas dasar saling menyukai antara lawan jenis.
Sebelum menjelaskan pandangan Islam mengenai pacaran, perlu dijelaskan bahwa ada tiga kemungkinan pacaran yang dimaksudkan, yaitu:
  1. Hubungan antara seorang laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim, dalam hubungan itu mereka sering berduaan, dan melakukan kontak jasmani berupa ciuman atau semacamnya.
  2. Hubungan antara seorang laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim, dalam hubungan itu mereka sering berduaan, namun tetap menjaga agar tidak terjadi kontak badan, seperti ciuman dan semacamnya.
  3. Hubungan antara seorang laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim, tetapi selalu menjaga agar mereka tidak berduaan apalagi melakukan kontak badan dalam bentuk apapun.
Pacaran dalam bentuk 1 dan 2 dilaksanakan sebagai perbuatan yang mendekati perbuatan zina. Dalam pandangan Islam bentuk ketiga dikenal dengan istilah Ta’aruf. Dalam Islam proses yang benar untuk mencapai pernikahan adalah :
Ta’aruf → Khitbah → Nikah

Betulkah di dalam Islam ada yang namanya pacaran ?
Islam menghalalkan pernikahan, bahkan dinyatakan sebagai sunnah. Akan tetapi Islam melarang keras perzinahan. Bukan hanya perzinahan, akan tetapi yang mendekati perzinahan pun dilarang oleh Islam. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat al-Isra:32. “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”

Dalam Islam, hubungan antara pria dan wanita dibagi menjadi dua, yaitu hubungan mahram dan hubungan nonmahram. Hubungan mahram adalah seperti yang disebutkan dalam Surah An-Nisa 23, yaitu mahram seorang laki-laki (atau wanita yang tidak boleh dikawin oleh laki-laki) adalah ibu (termasuk nenek), saudara perempuan (baik sekandung ataupun sebapak), bibi (dari bapak ataupun ibu), keponakan (dari saudara sekandung atau sebapak), anak perempuan (baik itu asli ataupun tiri dan termasuk di dalamnya cucu), ibu susu, saudara sesusuan, ibu mertua, dan menantu perempuan. Maka, yang tidak termasuk mahram adalah sepupu, istri paman, dan semua wanita yang tidak disebutkan dalam ayat di atas.

Aturan untuk mahram sudah jelas, yaitu seorang laki-laki boleh berkhalwat (berdua-duaan) dengan mahramnya, semisal bapak dengan putrinya, kakak laki-laki dengan adiknya yang perempuan, dan seterusnya. Demikian pula, dibolehkan bagi mahramnya untuk tidak berhijab di mana seorang laki-laki boleh melihat langsung perempuan yang terhitung mahramnya tanpa hijab ataupun tanpa jilbab (tetapi bukan auratnya), semisal bapak melihat rambut putrinya, atau seorang kakak laki-laki melihat wajah adiknya yang perempuan. Aturan yang lain yaitu perempuan boleh berpergian jauh/safar lebih dari tiga hari jika ditemani oleh laki-laki yang terhitung mahramnya, misalnya kakak laki-laki mengantar adiknya yang perempuan tour keliling dunia. Aturan yang lain bahwa seorang laki-laki boleh menjadi wali bagi perempuan yang terhitung mahramnya, semisal seorang laki-laki yang menjadi wali bagi bibinya dalam pernikahan.

Hubungan yang kedua adalah hubungan nonmahram, yaitu larangan berkhalwat (berdua-duaan), larangan melihat langsung, dan kewajiban berhijab di samping berjilbab, tidak bisa berpergian lebih dari tiga hari dan tidak bisa menjadi walinya. Ada pula aturan yang lain, yaitu jika ingin berbicara dengan nonmahram.

“Katakanlah kepada orang-orang mukmin laki-laki: ‘Hendaklah mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya ….’ Dan katakanlah kepada orang-orang mukmin perempuan: ‘Hendaknya mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya …’. (An-Nur: 30–31).

Menundukkan pandangan yaitu menjaga pandangan, tidak dilepas begitu saja tanpa kendali sehingga dapat menelan merasakan kelezatan atas birahinya kepada lawan jenisnya yang beraksi. Pandangan dapat dikatakan terpelihara apabila secara tidak sengaja melihat lawan jenis kemudian menahan untuk tidak berusaha melihat mengulangi melihat lagi atau mengamat-amati kecantikannya atau kegantengannya.

Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah saw. tentang melihat dengan mendadak. Maka jawab Nabi, ‘Palingkanlah pandanganmu itu!” (HR Muslim, Abu Daud, Ahmad, dan Tirmizi).

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya, “Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin.” (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah).

“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).

Rasulullah saw. berpesan kepada Ali r.a. yang artinya, “Hai Ali, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya! Kamu hanya boleh pada pandangan pertama, adapun berikutnya tidak boleh.” (HR Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi).

Al-Hakim meriwayatkan, “Hati-hatilah kamu dari bicara-bicara dengan wanita, sebab tiada seorang laki-laki yang sendirian dengan wanita yang tidak ada mahramnya melainkan ingin berzina padanya.”

Yang terendah adalah zina hati dengan bernikmat-nikmat karena getaran jiwa yang dekat dengannya, zina mata dengan merasakan sedap memandangnya dan lebih jauh terjerumus ke zina badan dengan, saling bersentuhan, berpegangan, berpelukan, berciuman, dan seterusnya hingga terjadilah persetubuhan.

Ath-Thabarani dan Al-Hakim meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Allah berfirman yang artinya, ‘Penglihatan (melihat wanita) itu sebagai panah iblis yang sangat beracun, maka siapa mengelakkan (meninggalkannya) karena takut pada-Ku, maka Aku menggantikannya dengan iman yang dapat dirasakan manisnya dalam hatinya.”

Ath-Thabarani meriwayatkan, Nabi saw. bersabda yang artinya, “Awaslah kamu dari bersendirian dengan wanita, demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, tiada seorang lelaki yang bersendirian (bersembunyian) dengan wanita malainkan dimasuki oleh setan antara keduanya. Dan, seorang yang berdesakkan dengan babi yang berlumuran lumpur yang basi lebih baik daripada bersentuhan bahu dengan bahu wanita yang tidak halal baginya.”

Di dalam kitab Dzamm ul Hawa, Ibnul Jauzi menyebutkan dari Abu al-Hasan al-Wa’ifdz bahwa dia berkata, “Ketika Abu Nashr Habib al-Najjar al-Wa’idz wafat di kota Basrah, dia dimimpikan berwajah bundar seperti bulan di malam purnama. Akan tetapi, ada satu noktah hitam yang ada wajahnya. Maka orang yang melihat noda hitam itu pun bertanya kepadanya, ‘Wahai Habib, mengapa aku melihat ada noktah hitam berada di wajah Anda?’ Dia menjawab, ‘Pernah pada suatu ketika aku melewati kabilah Bani Abbas. Di sana aku melihat seorang anak amrad dan aku memperhatikannya. Ketika aku telah menghadap Tuhanku, Dia berfirman, ‘Wahai Habib?’ Aku menjawab, ‘Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah.’ Allah berfirman, ‘Lewatlah Kamu di atas neraka.’ Maka, aku melewatinya dan aku ditiup sekali sehingga aku berkata, ‘Aduh (karena sakitnya).’ Maka. Dia memanggilku, ‘Satu kali tiupan adalah untuk sekali pandangan. Seandainya kamu berkali-kali memandang, pasti Aku akan menambah tiupan (api neraka).”

Hal tersebut sebagai gambaran bahwa hanya melihat amrad (anak muda belia yang kelihatan tampan) saja akan mengalami kesulitan yang sangat dalam di akhirat kelak.

“Semalam aku melihat dua orang yang datang kepadaku. Lantas mereka berdua mengajakku keluar. Maka, aku berangkat bersama keduanya. Kemudian keduanya membawaku melihat lubang (dapur) yang sempit atapnya dan luas bagian bawahnya, menyala api, dan bila meluap apinya naik orang-orang yang di dalamnya sehingga hampir keluar. Jika api itu padam, mereka kembali ke dasar. Lantas aku berkata, ‘Apa ini?’ Kedua orang itu berkata, ‘Mereka adalah orang-orang yang telah melakukan zina.” (hadits riwayat Bukhari dan Muslim).

Di dalam kitab Dzamm ul-Hawa, Ibnul Jauzi menyebutkan bahwa Abu Hurairah r.a. dan Ibn Abbas r.a., keduanya berkata, Rasulullah saw. Berkhotbah, “Barang siapa yang memiliki kesempatan untuk menggauli seorang wanita atau budak wanita lantas dia melakukannya, maka Allah akan mengharamkan surga untuknya dan akan memasukkan dia ke dalam neraka. Barang siapa yang memandang seorang wanita (yang tidak halal) baginya, maka Allah akan memenuhi kedua matanya dengan api dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam neraka. Barang siapa yang berjabat tangan dengan seorang wanita (yang) haram (baginya) maka di hari kiamat dia akan datang dalam keadaan dibelenggu tangannya di atas leher, kemudian diperintahkan untuk masuk ke dalam neraka. Dan, barang siapa yang bersenda gurau dengan seorang wanita, maka dia akan ditahan selama seribu tahun untuk setiap kata yang diucapkan di dunia. Sedangkan setiap wanita yang menuruti (kemauan) lelaki (yang) haram (untuknya), sehingga lelaki itu terus membarengi dirinya, mencium, bergaul, menggoda, dan bersetubuh dengannya, maka wanitu itu juga mendapatkan dosa seperti yang diterima oleh lelaki tersebut.”

‘Atha’ al-Khurasaniy berkata, “Sesungguhnya neraka Jahanam memiliki tujuh buah pintu. Yang paling menakutkan, paling panas, dan paling bisuk baunya adalah pintu yang diperuntukkan bagi para pezina yang melakukan perbuatan tersebut setelah mengetahui hukumnya.”

Dari Ghazwan ibn Jarir, dari ayahnya bahwa mereka berbicara kepada Ali ibn Abi Thalib mengenai beberapa perbuatan keji. Lantas Ali r.a. berkata kepada mereka, “Apakah kalian tahu perbuatan zina yang paling keji di sisi Allah Jalla Sya’nuhu?” Mereka berkata, “Wahai Amir al-Mukminin, semua bentuk zina adalah perbuatan keji di sisi Allah.” Ali r.a. berkata, “Akan tetapi, aku akan memberitahukan kepada kalian sebuah bentuk perbuatan zina yang paling keji di sisi Allah Tabaaraka wa Taala, yaitu seorang hamba berzina dengan istri tetangganya yang muslim. Dengan demikian, dia telah menjadi pezina dan merusak istri seorang lelaki muslim.” Kemudian, Ali r.a. berkata lagi, “Sesungguhnya akan dikirim kepada manusia sebuah aroma bisuk pada hari kiamat, sehingga semua orang yang baik maupun orang yang buruk merasa tersiksa dengan bau tersebut. Bahkan, aroma itu melekat di setiap manusia, sehingga ada seseorang yang menyeru untuk memperdengarkan suaranya kepada semua manusia, “Apakah kalian tahu, bau apakah yang telah menyiksa penciuman kalian?” Mereka menjawab, “Demi Allah, kami tidak mengetahuinya. Hanya saja yang paling mengherankan, bau tersebut sampai kepada masing-masing orang dari kita.” Lantas suara itu kembali terdengar, “Sesungguhnya itu adalah aroma alat kelamin para pezina yang menghadap Allah dengan membawa dosa zina dan belum sempat bertobat dari dosa tersebut.”

Bukankah banyak kejadian orang-orang yang berpacaran dan bercinta-cinta dengan orang yang telah berkeluarga? Jadi, pacaran tidak hanya mereka yang masih bujangan dan gadis, tetapi dari uisa akil balig hingga kakek nenek bisa berbuat seperti yang diancam oleh hukuman Allah tersebut di atas. Hanya saja, yang umum kelihatan melakukan pacaran adalah para remaja.

Namun, bukan berarti tidak ada solusi dalam Islam untuk berhubungan dengan nonmahram. Dalam Islam hubungan nonmahram ini diakomodasi dalam lembaga perkawinan melalui sistem khitbah/lamaran dan pernikahan.

“Hai golongan pemuda, siapa di antara kamu yang mampu untuk menikah, maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih memelihara kemaluan. Tetapi, siapa yang tidak mampu menikah, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat mengurangi syahwat.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan Darami).

Hidup di dunia yang singkat ini kita siapkan untuk memperoleh kemenangan di hari akhirat kelak. Oleh karena itu, marilah kita mulai hidup ini dengan bersungguh-sungguh dan jangan bermain-main. Kita berusaha dan berdoa mengharap pertolongan Allah agar diberi kekuatan untuk menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Semoga Allah menolong kita, amin.
Jika kita ingin mengetahui sifat calon pasangan tidaklah harus dengan pacaran hal itu bias tanya secara langsung dengan memakai pendamping (penengah) yang mahram. Atau, bisa melalui perantara, baik itu dari keluarga atau saudara kita sendiri ataupun dari orang lain yang dapat dipercaya. Hal ini berlaku bagi kedua belah pihak. Kemudian, bagi seorang laki-laki yang menyukai wanita yang hendak dinikahinya, sebelum dilangsungkan pernikahan, maka baginya diizinkan untuk melihat calon pasangannya untuk memantapkan hatinya dan agar tidak kecewa di kemudian hari.

“Apabila seseorang hendak meminang seorang wanita kemudian ia dapat melihat sebagian yang dikiranya dapat menarik untuk menikahinya, maka kerjakanlah.(HR Abu Daud).
Perbedaan Taaruf dengan Pacaran adalah Sebagai Berikut :

Tujuan ?
  • Taaruf (T) : Mengenal calon istri/suami, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pernikahan
  • Pacaran (P) : Mengenal calon pacar, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pacaran, syukur syukur bisa nikah.....

Kapan dimulai ?

  • T : Saat calon suami dan calon istri sudah merasa bahwa menikah adalah suatu kebutuhan dan sudah siap secara fisik, mental dan insya Allah materi
  • P : Saat sudah diledek sama teman " Koq masih jomblo ?" atau saat butuh temen curhat.
Waktu
  • T : Sesuai dengan adab bertamu
  • P : Pagi boleh, siang oke, sore ayo, malam bisa , dini hari kalau ngga ada yang komplain juga ngga apa2

Tempat Pertemuan

  • T : Dirumah sang calon, balai pertemuan, musholla, masjid
  • P : dirumah sang calon, kantor, mall, cafe, diskotik, tempat wisata, kendaraan umum & pribadi, pabrik, taman.

Frekuensi pertemuan

  • T : lebih sedikit lebih baik karena menghindari zina hati
  • P : lazimnya seminggu sekali, pas malem minggu kalo bisa tiap hari. alhamdulillah......
Lama pertemuan
  • T : sesuai dengan adab bertamu
  • P : Selama belum ada yang komplain, lanjut mang !

Materi pertemuan

  • T : Kondisi pribadi, keluarga, harapan serta keinginan dimasa depan
  • P : Cerita apa aja kejadian minggu ini, ngobrol ngalur ngidul ketawa ketiwi....

Jumlah yang hadir

  • T : Minimal calon lelaki, calon perempuan
  • P : Calon lelaki dan calon perempuan saja (berdua), kalo rame rame bukan pacaran tapi rombongan

Biaya

  • T : Secukupnya dalam rangka menghormati tamu (sesuai adab tamu)
  • P : kalau ada biaya : ngapel, kalau ngga ada absen dulu atau cari pinjeman, terus tempat pertemuannya dirumah aja kali ya ? tapi gengsi dong pacaran dirumah doang ?? Apa kata doi coba ??

Lamanya

  • T : Ketika sudah tidak ada lagi keraguan dikedua belah pihak, lebih cepat lebih baik dan ketika informasi sudah cukup (bisa seminggu, sebulan, 2 bulan) apalagi yang ditunggu tunggu ?
  • P : bisa 3 bulan, 6 bulan, setahun, 2 tahun bahkan mungkin 10 tahun

Saat tidak ada kecocokan saat proses

  • T : Salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan dan proses stop dengan menyebut alasannya
  • Salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan dan proses stop dengan/tanpa menyebut alasannya

Etika pergaulan dalam Islam adalah, khususnya antara lelaki dan perempuan garis besarnya adalah sebagai berikut :

  • Saling menjaga pandangan di antara laki-laki dan wanita, tidak boleh melihat aurat , tidak boleh memandang dengan nafsu dan tidak boleh melihat lawan jenis melebihi apa yang dibutuhkan. (An-Nur : 30-31)
  • Sang wanita wajib memakai pakaian yang sesuai dengan syariat, yaitu pakaian yang menutupi aurat (An-Nur : 31)
  • Hendaknya bagi wanita untuk selalu menggunakan adab yang islami ketika bermuamalah dengan lelaki, seperti:
  • Di waktu mengobrol hendaknya ia menjauhi perkataan yang merayu dan menggoda
  • Di waktu berjalan hendaknya wanita jangan menggoda orang yang melihat
  • Tidak diperbolehkan adanya pertemuan lelaki dan perempuan tanpa disertai dengan muhrim.
  • Termasuk di sini suka mojok atau berduaan ditempat yang sepi, karena yang ketiga adalah setan. Seperti sabda nabi: "Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab setan menemaninya, janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya." (HR. Bukhari & Muslim).

Hidup di dunia yang singkat ini kita siapkan untuk memperoleh kemenangan di hari akhirat kelak. Oleh karena itu, marilah kita mulai hidup ini dengan bersungguh-sungguh dan jangan bermain-main. Kita berusaha dan berdoa mengharap pertolongan Allah agar diberi kekuatan untuk menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Semoga Allah menolong kita, amin.

Harus di sadari oleh kita semua semua bahwa Memiliki Rasa Cinta Adalah Fitrah dari Allah SWT, namun jangan sampai kita mengumbar rasa cinta kita dengan seenaknya saja.

Pokoknya aktivitas pacaran itu dekat banget dengan zina. So....kesimpulannya Pacaran itu haram hukumnya, and kagak ada legitimasi Islam buatnya, adapun beribu atau berjuta alasan tetep aja pacaran itu haram. Sedangkan yang dibolehkan adalah Ta’aruf. Wallahu a’lam bisshawab.

** mohon maaf jika ada pihak2 yang tidak berkenan atas kehadiran artikel ini.

Senin, Maret 23, 2009

Karena aku merindukan-Nya

KARENA AKU MERINDUKAN-NYA

kusebar asaku ke penjuru dunia
ada yang kembali
ada yang menghampiri
ada yang pergi
ada juga yang mati
aku mengarak diri ke tengah peradaban
Tuhanku merangkul aku ke tepian
Membawa hati dalam jaring cinta
Penuh perlindungan
Aku menyibaknya tanpa tuju kesejatian
Berarah kelam
Tak sedar kurajutkan
Tuhan, asaku menabur ringkih dalam kalbu
Bertopang dagu, menguat mata
Perjelas ayat kauniah-Mu
Menerjang setara angkuh dunia
Dengan kematian

Nasehati aku sebelum kamu pergi

Ketahuilah saudara saudariku ... bahwasannya kunjunganmu kepada saudara saudarimu adalah penyebab timbulnya kecintaan Allah kepada kalian berdua. Niatkanlah kunjungan itu sebagai ketaatan kepada-Nya, bukan hanya untuk membuang waktu sia sia begitu saja.

Ibnu Qayyim berkata dalam kitab Al-Fawaid : " perkumpulan sesama saudara itu terbagi menjadi dua :

  1. Perkumpulan yang hanya untuk menghibur hati dan menghabiskan waktu sia-sia. Perkumpulan seperti ini mudharatnya lebih banyak daripada manfaatnya. setidaknya perkumpulan seperti ini dapat merusak hati dan membuang waktu sia - sia begitu saja.
  2. Perkumpulan untuk saling bekerja sama memperoleh kesuksesan dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.perkumpulan seperti ini mendatangkan kebaikan dan manfaat yang sangat besar.

saudara saudariku... mari kita tanya pada diri kita .... masuk keperkumpulan yang manakah kita dikala kita masuk kesalah satu sarana yang tersedia melalui dunia maya ? semoga kita masuk keperkumpulan yang kedua. amin Allahumma amin.

Mengunjungi saudara saudari karena Allah akan memperoleh ganjaran pahala yang besar dari Allah. oleh karena itu, masing masing kita dari kita wajib mengunjungi saudara saudarinya dengan meniatkan kunjungan tersebut karena Allah, bukan hanya sekedar untuk menghabiskan waktu sia sia dan menghibur hati belaka.

mari kita sama - sama saling bekerja sama untuk menjadikan kunjungan kita kepada saudara saudari kita dalam rangka untuk saling menasehati dan menanyakan kondisi saudara saudari kita. selain itu, dalam rangka untuk saling merasakan kebahagiaan ataupun kesedihan yang sedang dirasakan. hendaknya setiap kunjungan diakhiri dengan saling memberi nasehat.

Allah berfirman :" wal ashri......... Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar benar berada dalam kerugian, kecuali orang - orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. 3 ; 1-3)

saudaraku semoga hidup yang singkat ini penuh manfaat, karena kita selalu semangat untuk belajar tentang apa saja. untuk saling menasehati dalam keadaan apapun. sehingga kita terbiasa untuk banyak memberi dan sedikit meminta. lebih banyak berbuat daripada bersantai menanti harapan, lebih banyak menangis karena letih daripada tertawa tanpa beban. kita beramal dengan apapun yang kita punya, dimanapun dan kapanpun hingga tiba masa untuk mengembalikan jiwa ini kepada-Nya.....

mari saudara saudariku... jernihkan hati.... sesungguhnya semua kita butuh nasehat. siapapun dia karena kita punya jalan untuk futur.

Manusia itu insan kerdil yang senantiasa cenderung melakukan kesilapan. berdampinglah kamu dengan insan - insan yang mampu menasehatimu apabila kamu melakukan kesalahan. serta insan yang mampu menerima teguran apabila dia melakukan kesilapan karena manusia itu diciptakan saling memerlukan antara satu sama yang lain....

Jumat, Maret 20, 2009

Ukhuwah yang tulus penyebab kemenangan

Diriwayatkan bahwasannya ada sekelompok pasukan kaum muslimin yang terkepung di antara musuh dan sebuah sungai. Lalu, sang panglima pasukan memerintahkan kepada pasukan kaum muslimin untuk terjun menyeberangi sungai itu. merekapun menyambut baik perintah tersebut dan langsung terjung menyeberangi sungai itu, sementara pasukan musuh hanya menyaksikan mereka dari kejauhan.

ditengah - tengah sungai sebuah tempat air minum milik salah seorang pasukan terlepas dari pegangannya. orang itu lalu berteriak :

" Tempat airku , tempat airku !

lalu orang yang ada disebelah kanannya pun berteriak :

" Tempat airku, tempat airku !

hingga akhirnya semua anggota pasukan itu meneriakkan kata yang sama : " Tempat airku, tempat airku !"

setelah itu mereka semua menyelam kedalam air sungai untuk mencari tempat air saudara mereka. apa yang mereka lakukan ini disaksikan oleh pra musuh, sehingga Allah membuat mereka gentar (karena rasa persaudaraan pasukan kaum muslimin yang sangat kuat).

Pasukan musuh berkata :" Jika mereka rela melakukan hal seperti itu hanya karena sebuah tempat air milik salah seorang dari mereka yang terjatuh, maka apalagi jika kita membunuh salah seorang dari mereka."

itulah yang menyebabkan pasukan kaum muslimin memperoleh kemenangan.

sodaraku... jika tidak berlebihan saya hanya mengatakan bahwa lemahnya rasa persaudaraan (ukhuwah) adalah faktor utama yang menghambat kaum muslimim untuk meraih kemenangan. kita mungkin memang menangis dan turut berduka atas apa yang menimpa saudara saudara kita di negeri palestina. kita juga tidak memungkiri ketulusan perasaan yang kita rasakan pada saat itu. akan tetapi, apakah perasaan yang kita rasakan itu sebanding dengan perasaan kaum muslimin saat mendengar permohonan pertolongan seorang wanita yang merupakan saudara seiman mereka yang berada di perbatasan negeri Roma ? saat itu seluruh kaum muslimin berlomba lomba untuk bersegera memberikan pertolongan kepada wanita itu dan tidak seorangpun dari mereka menunda nunda memberi pertolongan ; (peristiwa inilah yang mengawali runtuhnya imperium romawi)

saudaraku..... apakah perasaan yang ktia rasakan seimbang dengan perasaan para tabi�in yang rela lebih mendahulukan sikap membantu menyelesaikan utang saudaranya seiman sebelum dia melunasi utang diri sendiri ? apakah perasaan kita sama dengan seseorang yang ditinggal wafat oleh saudaranya, kemudain dia memperlakukan anak-anak saudaranya itu dengan sangat baik hingga membuat anak-anak itu hanya merasa kehilangan wajah (fisik) ayahnya saja, karena figur ayahnya telah tergantikan ? selanjutnya apakah rasa cinta kita kepada saudara kita seiman sama dengan kecintaan seorang hamba kepada saudaranya yang setiap malam dia selalu mendoakan saudaranya itu lebih dari tiga ratus kali ?

mari kita sama - sama berusaha menjadi seperti mereka yang turut merasakan betapa orang yang kehilangan tempat air nya sangat membutuhkan tempat air tersebut. mereka sama sekali tidak menganggap bodoh permintaan saudaranya itu. bahkan mereka semua bersatu padu untuk mewujudkan permitaan saudara mereka, mesti hanya demi barang yang mungkin sepele. namun itulah yang menyebabkan mereka memperoleh kemenangan (atas ijin Allah).

Imam Hasan Al-Banna berkata : kekuatan yang paling utama adalah adanya persatuan, sedangkan persatuan tidak akan terwujud tanpa adanya perasaan cinta.

Jumat, Maret 06, 2009

Akal tidak lazim bila membelakangi wahyu

Kebanyakan orang saat ini dan salah satunya adalah JIL yg menggunakan akal fikirnya untuk mengukur kebenaran yg bukan pada tempatnya, dan sejatinya hanya merupakan pembenaran terhadap argumentasinya untuk kepentingan kelompok saja. Dan tidak perduli kaidah akal fikir yg sudah masuk pada wilayah dimana akal
tidak bisa membenarkan ataupun menyalahkan akidah. Karena wilayah akidah merupakan batas di mana kebenaran dan kesalahan harus tunduk pada kepentingan dan kebenaran wahyu.

Akal fikir pada dasarnya dibatasi hanya untuk mengetahui jalan kebaikan dankeburukan yang bersifat relative dan kondisional. Namun akal tidak bisa memutuskan kebenaran dan kesalahan yg bersifat mutlak dan hanya diketahui
berdasarkan petunjuk wahyu (Al-quran dan Hadist). Sedangkan akal fikir hanya bersifat mengkuatkan kebenaran yg disampaikan oleh wahyu dan bukan mengkoreksi ataupun mempertentangkan kebenaran wahyu yang bersifat mutlak.

firman Allah : "telah kami tunjukkan kepadanya 2 jalan hidup (baik dan buruk)" (Al-Balad : 10)

Seringkali akal fikir sejajar dengan wahyu, yaitu kebaikan atau keburukan yg diputuskan oleh akal tidak mungkin bertentangan dengan kebenaran wahyu, namun suatu saat wahyu berada di posisi terdepan meninggalkan akal fikir dan akal dipaksa tunduk oleh kebenaran wahyu (Al-quran dan Hadist) dan lazimnya akal tidak bisa berada di depan wahyu dalam memutuskan kebenaran ataupun kesalahan. Hingga pada saat kita melanggar kaidah dimana akal harus ditempatkan pada tempat yg semestinya, maka banyak kerancuan2 yg akan ditimbulkan dari hasil keputusan akal, karena potensi akal yg terbatas dan tidak mau ditundukkan, namun dipaksa untuk berada di depan kebenaran wahyu, maka sejatinya akan menimbulkan banyak pertentangan2 dan masalah secara psychologis. Sebab akal tidak akan mungkin memberikan keputusan yg tepat dari hasil kerja akal yg ingin memposisikannya berada di depan wahyu, apalagi akal berusaha untuk mempertentangkan kebenaran wahyu, maka kemungkinan timbul pertentangan terhadap diri sendiri secara psychologis maupun pertentangan terhadap pihak lain akan selalu terjadi.

Namun akal cenderung berada sejajar dengan wahyu yaitu saling mengkuatkan akan kebenaran yg diberitakan dalam wahyu dengan pembuktian akal. Pada saat menetapkan kebaikan dan keburukan yg bisa diterima oleh akal dan perasaan, namun pada prinsipnya keputusan kebaikan dan keburukan hasil kerja akalpun tidak menyalahi wahyu. Namun untuk urusan kebenaran dan kesalahan, potensi akal harus diikat dan ditundukkan pada keputusan kebenaran wahyu dan bukan diputuskan pada hasil kerja akal.

Setelah kita mampu mengikat akal dan memposisikannya pada posisi yg tepat, yaitu kebaikan dan keburukan yg diputuskan oleh hasil kerja akal tidak bertentangan dengan wahyu dan pada saat memutuskan kebenaran dan kesalahan dalam akidah, namun kita mau menundukkannya atau mengikat akal pada kebenaran wahyu dan tidak memaksakan akal untuk memutuskan kebenaran yg harusnya diputuskan oleh wahyu, maka kenyamanan dalam menerima qodho dan qodhar Allah akan dapat dirasakan, dan secara psychologis akan mampu menghilangkan segala kemungkinan penyakit hati dan penyakit hilang akal (gila). Karena pada fitrahnya akal tidak akan mungkin berada di posisi terdepan dan meninggalkan wayu, itu disebabkan oleh keterbatasan akal dalam memutuskan tidak sebanding dengan wahyu yg tidak memiliki keterbatasan.

Hmm..aku jadi teringat dengan larangan guruku yg mengatakan padaku bahwa tidak semua boleh kamu masukkan ke dalam otak kamu, apa kamu pikir boleh memasukkan semua yg kamu pikirkan ke dalam otak? Bisa pecah kepala kamu itu.?! Dan biasanya aku senyum2 sendiri aja dan mulai mencari2 maksud pembicaraannya tsb.Dan aku juga teringat omongan salah seorang yg berpikiran liberal waktu itu, bahwa otak tidak bisa disamakan dengan komputer yg memiliki kapsitas terbatas, dan dia menyakini kalau kapasitas otak itu tidak berbatas.

Untuk pendapat salah seorang yg berpikiran liberal tersebut bisa langsung aku bantah, tentang kemampuan otak yg tidak berbatas, andai itu benar terjadi mustahil banyak orang gila (hilang akal) yg ada saat ini, dan itu satu bukti
bahwa otak mempunyai kapasitas dalam menampung dan mengolah data dan menjadi satu keluaran yg baik or rancu, semua itu tergantung banyaknya data yg sudah terekam dalam memori otak.

Akal mempunyai keterbatasan dan kapasitas dalam menampung dan mengolah data yg tersimpan dalam memori otak manusia, dan pada saat banyak data yg tersimpan dalam memori otak kita, sementara kita tidak sanggup lagi untuk menampungnya maka resiko hang dan error sudah pasti terjadi. Banyaknya data yg terekam dalam otak kita dan mencampurkan antara data yg benar dan salah ditampung menjadi satu dalam otak tanpa memiliki anti virus yg berupa wahyu dan dijadikan filternya, maka akal akan bekerja secara liar sesuai banyaknya data yg
tersimpan dalam memori otak yg sudah bercampur, maka resiko mengeluarkan data rancu dan salah akan terjadi.

Faktor2 yang mempengaruhi hasil kerja akal dalam memori otak manusia adalah : kapasitas otak yg tersedia dalam menampung data, kemampuan akal dalam menerima data dan mengolahnya, adanya anti virus berupa wahyu yg mampu mendeteksi benar tidaknya suatu data

Pada saat manusia hanya mampu menampung data dalam memory otaknya sebesar 1GB, namun data yg dimasukkan ke dalam otak sebesar 2GB dan berupa data campuran, maka resiko lambat dan hang akan terjadi. Dan resiko kesalahan akal dalam mengolah data dan mengeluarkan nya sebagai output, akan mungkin terjadi. Terlebih lagi apabila kapasitas otak yg berbatas itu tidak di imbangi dengan filter berupa wahyu yg dijadikan sebagai anti virus untuk mendeteksi data yg salah, maka kemungkinan salah dan rancu akan terjadi.

Dan hal ini sudah banyak terjadi pada orang2 yg mengusung kebebasan dalam berfikir, banyak sekali hal2 rancu yg dikeluarkan sebagai output berdasarkan hasil kerja otak dan akal yg mencampurkan semua data yg baik dan buruk yg bersifat relative dengan data benar dan salah yg bersifat mutlak, hingga data yg dikeluarkan berdasarkan kerja akal yg sudah mencampurkan semua antara yg haq dan yg batil, tanpa landasan wahyu yg benar, maka informasi yg dikeluarkannya hanya berupa kerancuan2 dan kebingungan2 bagi orang2 awam maupun orang2 yg
dianggap intelek.

Hmm..aku tertarik dengan komentar yg mengatakan KENALILAH KEBENARAN, MAKA ENGKAU AKAN MEMAHAMI KEBENARAN ITU. Yup!! Benar..bagaimana mungkin kita akan mengetahui kebenaran, bila kita tidak pernah mengenali akan kebenaran??? Karena keterbatasan kita dalam mencari kebenaran, cara kita yg salah dalam memahami kebenaran dan kemampuan kita untuk tidak mau menundukkan akal dalam menerima kebenaran wahyu, maka kemungkinan untuk mengenali kebenaran bahkan memahminya akan sulit terjadi. Wallahu a'lam bisowab

Allah tidak memberi pahala & menyiksa hanya karena kecantikan belaka

Awalnya aku tidak percaya diri
dengan pakaian yang tertutup rapi
kawan kawanku berkata aku tidak trendy
tapi abi berkata aku cantik begitupun ummi
wahai kawan yang bermimpi sanjungan
cantik bukanlah berarti buka bukaan
cantik bukan berarti selalu berdandan
dan cantik bukan berarti seorang pujaan
kuulurkan jilbabku hingga terasa damai hatiku
kulonggarkan pakaianku hingga tertutup bentuk tubuhku
kulakukan semua itu demi cintaku pada Rabbi-ku
dan ku berbisik dalam hatiku semoga Engkau bahagia melihatku
andai semua orang memahami
cantik lahir bukanlah ukuran
tapi cantik hati memikat semua orang
dan yang utama berbudi pekerti
seperti yang Rasul contohkan


Hal yang perlu diketahui adalah hanya sekedar cantik bukanlah alasan Allah memberi pahala atau menimpakan dosa. kalaulah sekiranya kecantikan merupakan salah satu sebab derajatnya diangkat oleh Allah dan menambah pahalanya, tentulah Nabi Yusuf lebih utama daripada nabi nabi lainnya karena ketampanan beliau.

Jika engkau tanyakan :" Darimanakah wajah itu dapat menyerap kecantikan dan keburukan amal perbuatan ?" jawabnya :" jika engkau tidak memiliki firasat ahli iman maka silakan tadaburi Firman Allah Swt " Tanda Tanda mereka tampak pada muka mereka " (Qs. Al-Fath ; 29)

datanglah seorang laki - laki menemui Usman, beliau berkata kepadanya :" " Datang menemui kalian seorang laki - laki yang dari matanya terpancar perbuatan zina. " Ia berkata :" Wahai Amirul mukminin, adakah wahyu turun setelah wafatnya Rasulullah SAW ? Beliau menjawab :" Tidak, namun apabila seorang Bani Adam melakukan suatu amalan maka Allah akan memakaikannya pakaian amalan tersebut ." (Tafsir AlQurthubi)

Ibnu Abbas berkata :" sesungguhnya amal kebaikan itu akan memancarkan cahaya di dalam hati, membersitkan sinar pada wajah, kekuatan pada tubuh, kelimpahan dalam rezeki, dan menumbuhkan rasa cinta dihati manusia kepadanya. sesungguhnya amal kejahatan itu akan menggelapkan hati , menyuramkan wajah, melemahkan badan, mengurankan rezeki dan menimbulkan rasa benci dihati manusia kepadanya. (Tafsir ibnu katsir)

Rahasia ini tersimpan didalam hati dialam dunia ini. dan akan tampak pada raut muka yang dapat dilihat oleh orang yang memiliki firasat yang tajam. pada hari kiamat nanti semuanya akan tampak nyata yang dapat dilihat oleh setiap orang dengan mata kepala mereka.

Allah berfirman :" Pada hari yang diwaktu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam buram." (QS. Ali imran ; 106)

Dalam ayat lain Allah berfirman :" dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang - orang yang berbuat dusta kepada Allah, mukanya menjadi hitam." (QS. Az-Zumar;60)

Allah juga berfirman :" Banyak muka pada hari itu berseri - seri, tertawa dan gembira ria, dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu dan ditutup lagi oleh kegelapan, mereka itulah orang2 kafir lagi durhaka." (QS.'Abasa ; 38-42)

Dalam Hadist Rasulullah SAW bersabda :" Rombongan pertama yang masuk syurga wajah mereka bagaikan bulan purnama, rombongan berikutnya bagaikan bintang dilangit yang paling terang cahanya." (HR. |Bukhari-muslim, At-Tirmidzi)

Hadist hadist yang senada dengan ini sangat banyak sekali, yaitu tentang keadaan wajah ahli sa'adah ( orang yang berbahagia) yang cantik, anggun, elok dan berseri - seri serta keadaan wajah ahli syaqawah (orang - orang yang celaka) yang jelek, muram, awut awutan. tanda yang paling menonjol tampak pada wajah adalah kejujuran dan kebohongan. seorang pembohong akan tampak kusam wajahnya menurut kadar kebohongannya sedangkan orang jujur akan tampak putih berseri wajahnya menurut kadar kejujurannya.

ini adalah perkara yang dapat dirasakan oleh setiap orang yang hidup hatinya. sebab cahaya dan kegelapan , kebaikan dan kejahatan didalam hati ini seringkali terbias pada wajah dan mata. kedua anggota tubuh ini (wajah dan mata) banyak sekali terkait dengan aktivitas hati.

Firman Allah SWT :" Dan kalau Kami menghendaki niscaya kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu dapat benar2 mengenal mereka dengan tanda tandanya. " (QS.Muhammad ; 30)

dan ini ketetapan dari Allah yang berlaku tanpa syarat, maksudnya terbiasnya rahasia hati seseorang melalui lisannya lebih tampak daripada melalui wajahnya. akan tetapi lambat laun akan tampak pada wajah secara tersembunyi yang diperlihatkan oleh Allah kemudian semakin lama akan semakin menguat sehingga menjadi karakter yang terbesit pada wajah. Wallahu'alam bishowab.

sumber pendukung : Kitab Kasyful Githaa'an hukmi samaa'il ghinaa' karangan Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauzi (terjemah)

Kamis, Februari 26, 2009

Waktu yang terlupa menabur bencana


Distribusi normal manusia meninggal dunia (tahun)


Rata-rata manusia meninggal dunia antara usia 60 thn-70thn (mayoritas),
Pukul rata manusia meninggal ± 65 th "Baligh: Start untuk seseorang di perhitungkan amal baik atau buruknya selama hidup di dunia"
Laki-laki Baligh ± 15 tahun, Wanita Baligh ± 12 tahun

Usia Yang tersisa untuk kita beribadah kepada-Nya kita pukul rata dengan rumus:
MATI-BALIGH= sisa USIA……………..65-15= 50 tahun

12 jam siang hari 12 jam malam hari 24 jam satuhari satumalam
Gambaran kotornya: Mari kita tela'ah bersama………! Waktu kita tidur ± 8 jam/hari , Dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai tidur 18250 hari x 8 jam= 146000 jam=16 tahun7 bulan…………di bulatkan jadi 17 tahun Logikanya: Alangkah sayangnya waktu 17 tahun habis di gunakan untuk tidur, padahal kita akan tertidur dari dunia untuk selamanya………………………

Catatan: Yang lebih bermasalah lagi bagi mereka yang tumor alias tukang molor bisa jadi 12 jam/hari =25 tahun habis tertidur!!!

Hati-hati dengan penyakit "TUMOR"

Waktu aktivitas kita di siang hari ± 12 jam Dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai aktivitas:18250 hari x12 jam=219000 jam=25 tahun

Aktivitas disiang hari: Ada yang bekerja, atau bercinta, ada yang belajar atau mengajar, ada yang sekolah atau kuliah, ada yang makan sambil jalan-jalan, ada pula yang gambling sambil maling…dan masih banyak lagi aktivitas lainnya yang tak pernah bisa disamaratakan satu dengan yang lain……..

Waktu aktivitas santai atau rilexsasi ± 4 jam Dalam 50 tahun waktu yang dipakai rileksasi 18250 hari x 4 jam= 73000 jam = 8 tahun

Realisasi rileksasi: biasanya nonton tv sambil minum kopi, ada pula yang belajar mati-matian/bikin contekan habis-habisan buat ujian, atau mungkin dihabiskan termenung di buai khayalan…… 17 tahun + 25 tahun + 8 tahun = 50 tahun Plus plos/Balance Tidur……Ngelembur…Nganggur Lalu kapan Ibadahnya?????? Padahal manusia diciptakan-Nya tiada lain dan tiada bukan untuk semua dan segalanya hanyalah beribadah kepada-Nya, karena satu hal yang pasti kita akan kembali ke alam hakiki ILLAHI!!!!!!!!!!!!!!!!!

" Maut datang menjemput tak pernah bersahut Malaikat datang menuntut untuk merenggut Manusia tak kuasa untuk berbicara Tuhan Maha Kuasa atas Syurga dan Neraka" Memang benar!!!!!

kuliah itu ibadah, kalau niat kuliahnya untuk ibadah, lawong kita mah kuliah mau nyari ijazah, bakal nanti bekerja agar mudah mencari nafkah……………………

Memang benar!!!!!!!!! Bekerja cari nafkah itu ibadah, tapi bekerja yang bagaimana? Orang kita bekerja sikut sana sikut sini, banting tulang banting orang, tujuan utamanya cari uang buat beli barang-barang biar dipandang orang-orang…... "jarang orang menolak untuk di puji dan di puja tatkala mereka berjaya

Pernah kita membaca bismillah saat hendak berangkat kuliah tapi sayang hanya sekedar pernah……………

Pernah kita berniat mulia saat hendak mencari nafkah, tapi semuanya terlupa ketika melihat gemerlapnya dunia……. Lalu kapan ibadahnya??????????????

Oh mungkin saat sholat yang 5 waktu itu dianggap cukup………..! Karena kita pikir; sholat begitu besar pahalanya, sholat amalan yang dihisab paling pertama, sholat jalan untuk membuka pintu syurga……… Kenapa kita harus cukup kalau ibadah kita hanyalah sholat kita!!!!!!

Berapa sholat kita dalam 50 tahun?????? 1x sholat = ± 10 menit …..5x sholat ± 1 jam, Dalam waktu 50 tahun waktu yang terpakai sholat=18250 hari x I jam =18250 jam= 2 tahun Kesimpulan: waktu yang kita manfaatkan dalam 50 tahun di dunia cuma 2 tahun untuk sholat………… 2 tahun dari 50 tahun kesempatan kita….itupun belum tentu sholat kita bermakna berpahala dan di terima...Dan sekiranya sholat kita selama 2 tahun berpahala rasa-rasanya tidak sebanding dengan perbuatan dosa-dosa kita selama 50 tahun; dalam ucap kata kita yang selalu dusta, baik yang terasa maupun yang di sengaja, dalam ucap kata kita yang selalu cerca terhadap orangtua, dalam harta kaya kita yang selalu kikir terhadap orang faqir, dalam setiap laku langkah kita yang selalu bergelimang dosa…………………………

Logika dari logikanya: Bukan satu yang tidak mungkin kita umat di akhir jaman akan berhamburan di neraka untuk mendapatkan balasan kelalaian…………………… Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma selama manusia hidup di dunia dan semuanya itu akan menjadi bencana……………………..

Semakin banyak kita taburkan kebaikan, semakin besar hasil yang kita prtik. istana disurga tidak akan dibangun oleh Allah dengan investasi kebaikan yang sedikit & apa adanya dari kita.

Solusi: Tiada kata terlambat walaupun waktu bergulir cepat, isilah dengan sesuatu apa yang bermanfaat!!!!!!! Ingat Akhirat!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

sumber dukungan : email teman FLP

Selasa, Februari 24, 2009

Ungkapan sederhana untuk istri tercinta


Bila malam sudah beranjak mendapati subuh, bangunlah sejenak. Lihatlah istri anda yang sedang terbaring letih menemani bayi anda. Tataplah wajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian ini badannya tak menemukan kesempatan untuk istirah barang sekejap. Kalau saja tak ada air wudhu yang membasahi wajah itu setiap hari, barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tak ada lagi.

Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Disaat anda sudah bisa merasakan betapa segar udara pagi, tubuh letih istri anda barangkali belum benar-benar menemukan kesegarannya.

Sementara anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya, membisingkan telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis. Baru berganti pakaian, sudah dibasahi pipis lagi. Padahal tangan istri anda pula yang harus mencucinya.

Disaat seperti itu, apakah yang anda pikirkan tentang dia? Masihkan anda memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepada anak-anaknya seperti kisah dari negeri dongeng sementara disaat yang sama anda menuntut dia untuk menjadi istri yang penuh perhatian, santun dalam berbicara, halus dalam memilih setiap kata serta tulus dalam menjalani tugasnya sebagai istri, termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan kewajiban istri tetapi dianggap sebagai kewajibannya.

Sekali lagi, masihkan anda sampai hati mendambakan tentang seorang perempuan yang sempurna, yang selalu berlaku halus dan lembut? Tentu saja saya tidak tengah mengajak anda membiarkan istri membentak anak-anak dengan mata membelalak. Tidak. Saya hanya ingin mengajak anda melihat bahwa tatkala tubuhnya amat letih, sementara suami tak pernah menyapa jiwanya, maka amat wajar kalau ia tak sabar.

Begitu pula manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh kesempatan untuk tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya akan menanjak. Disaat itulah jarinya yang lentik bisa tiba-tiba membuat anak menjerit karena cubitannya yang bikin sakit.

Apa artinya? Benar, seorang istri shalihah memang tak boleh bermanja-manja secara kekanak-kanakan, apalagi sampai cengeng. Tetapi istri shalihah tetaplah manusia yang membutuhkan penerimaan. Ia juga butuh diakui, meski tak pernah meminta kepada anda.

Sementara gejolak-gejolak jiwa memenuhi dada, butuh telinga yang mau mendengar. Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranya berupa kesediaan untuk mendengar, atau ia tak pernah anda akui keberadaannya, maka jangan pernah menyalahkan siapa-siapa kecuali dirimu sendiri jika ia tiba-tiba meledak.

Jangankan istri anda yang suaminya tidak terlalu istimewa, istri Nabi pun pernah mengalami situasi-situasi yang penuh ledakan, meski yang membuatnya meledak-ledak bukan karena Nabi SAW tak mau mendengarkan melainkan semata karena dibakar api kecemburuan. Ketika itu, Nabi SAW hanya diam menghadapi ‘Aisyah yang sedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkok yang dipecahkan.

Ketika menginginkan ibu anak-anak anda selalu lembut dalam mengasuh, maka bukan hanya nasehat yang perlu anda berikan. Ada yang lain. Ada kehangatan yang perlu anda berikan agar hatinya tidak dingin, apalagi beku, dalam menghadapi anak-anak setiap hari. Ada penerimaan yang perlu kita tunjukkan agar anak-anak itu tetap menemukan bundanya sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta dan kasih sayang.

Ada ketulusan yang harus anda usapkan kepada perasaan dan pikirannya, agar ia masih tetap mememilki energi untuk tersenyum kepada anak-anak anda, sepenat apapun ia.

Ada lagi yang lain : PENGAKUAN. Meski ia tak pernah menuntut, tetapi mestikah anda menunggu sampai mukanya berkerut-kerut.

Karenanya, anda kembali ke bagian awal tulisan ini. Ketika perjalanan waktu melewati tengah malam, pandanglah istri anda yang terbaring letih itu, lalu pikirkanlah sejenak, tak adakah yang bisa anda lakukan sekedar mengucapkan terima kasih atau menyatakan sayang bisa dengan kata yang berbunga-bunga, bisa tanpa kata. Dan sungguh, lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya. Tubuh yang letih itu, alangkah bersemangatnya jika di saat bangun nanti ada secangkir minuman hangat yang diseduh dengan dua sendok teh gula dan satu cangkir cinta.

Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka,”ada secangkir minuman hangat untuk istriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu?”

Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa anda lakukan. Mungkin sekedar membantunya meyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak, mungkin juga dengan tindakan-tindakan lain, asal tak salah niat kita. Kalau anda terlibat dengan pekerjaan di dapur, memandikan anak, atau menyuapi si mungil sebelum mengantarkannya ke TK, itu bukan karena gender-friendly; tetapi semata karena mencari ridha Allah, sebab selain niat ikhlas karena Allah, tak ada artinya apa yang anda lakukan.

Anda tidak akan mendapati amal-amal anda saat berjumpa dengan Allah di yaumil-qiyamah. Alaakullihal, apa yang ingin anda lakukan, terserah anda. Yang jelas, ada pengakuan untuknya, baik lewat ucapan terima kasih atau tindakan yang menunjukkan bahwa dialah yang terkasih. Semoga dengan kerelaan anda untuk menyatakan terima kasih, tak ada airmata duka yang menetes baginya, tak ada lagi istri yang berlari menelungkupkan wajah di atas bantal karena merasa tak didengar. Dan semoga pula dengan perhatian yang anda berikan lepadanya, kelak istri anda akan berkata tentang anda sebagaimana Bunda ‘Aisyah RA berucap tentang suaminya, Rasulullah SAW,”Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku”.

Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang terbaring letih, sesudah engkau perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya, maka biarkanlah ia sejenak untuk meneruskan istirahatnya. Hembusan udara dingin yang mungkin bisa mengusik tidurnya, tahanlah dengan sehelai selimut untuknya.

Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih sayang dan cinta yang tak lekang oleh perubahan. Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia, sebab tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia.

Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu. Marilah anda ingat kembali ketika Rasulullah SAW berpesan tentang istri. “wahai manusia, sensungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana kalian mempunyai hak atas mereka. Ketahuilah.” kata Rasulullah SAW melanjutkan. ” kalian mengambil wanita itu sebagai amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan mereka dengan ikatan Allah. Takutlah kepada Allah dalam mengurusi istri kalian. Aku wasiatkan atas kalian untuk selalu berbuat baik.”

Anda telah mengambil istri anda sebagai amanah dari Allah. Kelak anda harus melaporkan kepada Allah Ta’ala bagaimana anda menunaikan amanah dari-Nya. Apakah anda mengabaikannya sehingga guratan-guratan dengan cepat menggerogoti wajahnya, jauh awal dari usia yang sebenarnya? Ataukah, anda sempat tercatat selalu berbuat baik untuk istri.

Semoga anda memberi ungkapan yang lebih agung untuk istri anda.

sumber : Ustdz. M.Fauzil adzim

Senin, Januari 12, 2009

menggugat klaim zionis atas al-aqsha

Zionis Israel secara sistematis terus berupaya untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsa dengan dalih membangun kembali kuil sinagog Temple of Solomon (Haikal Sulaiman) yang mereka klaim terletak di bawah masjid tersebut. Dr. Marwan Saeed Saleh, guru besar matematika di Universitas Zayed, Dubai, menyebutkan, sejak 1967 kaum Zionis Israel telah bertekad membangun sinagog, apa pun dampaknya terhadap bangunan Masjid Al-Aqsa. Bahkan kalau perlu masjid itu akan dirubuhkan sama sekali. Sementara ini mereka telah membangun Tembok Ratapan (Wailing Wall), persis di dinding barat Masjid Al-Aqsa. Mereka juga melakukan penggalian-penggalian di bawah Masjid Al-Aqsha dan Masjid Qubah Al-Shakhra. Penggalian itu sudah sampai pada jalan terowongan menuju pintu Al-Maghariba,

Untuk mewujudkan ambisi klaimnya atas Masjid Al-Aqsha, Zionis Israel secara terprogram melakukan kampanye penyesatan dengan menonjolkan foto-foto Masjid Qubah Al-Shakhra untuk mengalihkan perhatian dari Masjid Al-Aqsa. Harapannya, masyarakat dunia akan menganggap Masjid Qubah Al-Shakhra dengan warna keemasan itu sebagai Masjid Al-Aqsa. Sehingga mereka merasa akan lebih leluasa untuk melenyapkan Masjid Al-Aqsa yang sesungguhnya dari muka bumi.

Haikal Sulaiman?

Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI), Akmaludin Ihsan Oglo, memperingatkan Israel untuk tidak sekali-kali melakukan tindakan merusak lokasi Masjid Al-Aqsha dengan alasan untuk membangun sinagog yang mereka sebut dengan Haikal Sulaiman. Menurut Sekjen OKI, apa yang dilakukan Yahudi Zionis itu adalah langkah permusuhan yang nyata terhadap tempat suci dan telah menyentuh sensitivitas akidah umat Islam di seluruh dunia. Apalagi mengatasnamakan Nabi Sulaiman untuk membangun kuil atau sinagog Yahudi.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menyebutkan, Masjid Al-Aqsha dibangun kembali di atas pondasinya oleh cucu Nabi Ibrahim AS, yakni Nabi Ya`qub bin Ishaq bin Ibrahim. Keturunan berikutnya, Nabi Daud AS membangun ulang masjid itu. Lalu, diperbaharui oleh puteranya, Nabi Sulaiman AS (tahun 960 SM). Mereka para nabi membangun kembali Masjid Al-Aqsha untuk tempat mendirikan shalat di dalamnya, bukan sebagai kuil sinagog seperti yang diklaim Zionis.

Nabi Muhammad SAW sebagai khatamun nabiy menelusuri jejak Masjid Al-Aqsa, yang pernah dibangun para nabi sebelumnya, lewat perjalanan isra mi’raj dari Masjid Al-Haram di Mekkah ke Masjid Al-Aqsa menempun jarak lebih kurang 1.500 km dalam satu malam. Di Masjid Al-Aqsha inilah atas mukjizat Allah, Nabi Muhammad SAW mengimami para nabi sebelumnya.

Waqaf Muslimin

Khalifah Umar bin Khattab membebaskan kembali Masjid Al-Aqsha (tahun 638 M.) seusai Perang Yarmuk dari penjajahan orang di luar Islam yang memang bukan haknya. Umar membangunnya kembali dengan kayu di atas pondasi aslinya. Umar mewaqafkannya untuk umat Islam, agar jangan sampai diperjualbelikan dan jatuh ke tangan orang di luar Islam. Kemudian bangunan fisik Al-Aqsha disempurnakan dengan batu permanen pada jaman Mulkan Al-Walid bin Abdul Malak (705 M.) dengan bentuk yang sekarang ini kita lihat.


Di bawah kepemimpinan Islam, Palestina berada dalam perdamaian dan ketertiban, penuh toleransi antarpenduduknya, hidup bersama dalam damai dan ketertiban. Kebijaksanaan dan kebaikan ditunjukan Umar kepada penduduk daerah ini, tanpa membeda-bedakan agama mereka menandai sebuah peradaban yang indah.

Generasi pewaris waqaf berikutnya adalah Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi tatkala memasuki kawasan Al-Aqsha (tahun 1187 M.) dan membebaskannya dari penjajahan keduakalinya. Dengan pembebasan tentara Perang Salib, Salahuddin tidak menyentuh seorang Nasrani pun di kota tersebut, sehingga menyingkirkan rasa takut mereka bahwa mereka semua akan dibantai. Ia hanya memerintahkan semua umat Nasrani Latin untuk meninggalkan Palestina. Sedangkan umat Nasrani Ortodoks, yang bukan tentara Perang Salib, dibiarkan tinggal dan beribadah menurut yang mereka pilih.

Karen Armstrong, Penulis Islam A Short Story dan Jerusalem, A History of God, menggambarkan pembebasan kedua kalinya itu. Kata Amstrong, "Salahuddin dan tentaranya memasuki Yerusalem sebagai pembebas dan selama 800 tahun berikutnya Yerusalem tetap menjadi kota Muslim. Salahuddin menepati janjinya, dan memimpin kota tersebut menurut ajaran Islam yang murni dan paling tinggi. Dia tidak dendam untuk membalas pembantaian sebelumnya."

Pada masa Sultan 'Abdul Hamid II (tahun 1876-1911 M.) Dinasti 'Utsmaniyah, Zionis memulai rencana jahatnya hendak merebut tanah Palestina. Ditandai dengan Konferensi Zionis Pertama di Basel (1897) dengan agenda utama pendirian negara israel Yahudi di Propinsi Palestina, yang waktu itu masih di bawah kepemimpinan Utsmaniyah.

Abdul Hamid II walaupun dalam kondisi sakit, krisis ekonomi, dan timbulnya benih-benih perpecahan internal umat Islam, menolak mentah-mentah bujukan Dr. Theodore Hertzl, bapak Zionis, yang hendak membeli tanah waqaf Palestina dengan harga setinggi-tingginya. Abdul Hamid II berkata, "Saya tidak akan bisa mundur dari tanah suci Palestina ini, walau hanya sejengkal. Karena tanah ini bukanlah milikku. Tanah ini adalah waqaf milik umat (Islam). Para pendahuluku telah berjuang demi mendapatkan tanah ini. Mereka telah menyiraminya dengan tetesan darah. Biarlah orang-orang Yahudi itu menggenggam jutaan uang mereka."

Menggugat Klaim

Pakar sejarah Zionis Maer bin Dov menyebutkan, penggalian situs yang terjadi saat ini di Maghariba Al-Aqsha adalah ilegal dan lokasi itu tidak cocok untuk dilakukan penggalian situs. Soal klaim bahwa di lokasi Masjid Al-Aqsha terdapat situs bersejarah peninggalan Yahudi, itupun sebenarnya mitos yang sudah dibatalkan oleh penelitian sejarah Israel sendiri.

Sebuah lembaga penelitian modern, Jerussalem Center milik Israel, pernah melakukan penelitian detail di sekitar Tembok Al-Buraq dekat dengan pintu Maghariba. Hasilnya, mereka menegaskan bahwa seluruh wilayah Masjid Al-Aqsha termasuk yang disebut Tembok Ratapan atau Tembok Al-Buraq adalah situs sejarah Islam saja, tak ada kaitannya dengan sejarah Yahudi. Hal tersebut diungkapkan sendiri oleh Samuel Berigo, doktor arkeolog Israel.


Tahun 1930, sejumlah utusan Islam juga pernah membentuk tim segitiga untuk membahas lokasi Tembok Al-Buraq. Hasil kajian sejarah mereka menyebutkan, “Hanya sejarah Islam dan kaum Muslimin saja yang seharusnya memiliki lokasi Tembok Gharbi yang juga dikenal dengan Tembok Menangis. Itu karena lokasi tembok itu merupakan bagian dari wilayah Al-Haram yang juga merupakan peninggalan sejarah Islam". Rekomendasi tim segitiga itu mendapat apresiasi dari lembaga internasional, karena hasil penelitiannya dianggap sesuai dengan standar ilmiah sejarah, netral dan objektif. Tapi ambisi serakah penjajah Zionis tidak pernah menggubris masalah itu.

Maka menjadi tampak jelas bahwa alasan pokok membangun sinagog dengan berusaha membongkar Masjid Al-Aqsa, bukanlah bermotivasi agama yang bersih, dalih sejarah, atau hendak memuliakan Nabi Sulaiman mentauhidkan Allah dan menebar kedamaian. Akan tetapi sebenarnya karena Zionis Israel menganggap bahwa Masjid Al-Aqsa merupakan lambang kepemimpinan khilafah, simbol solidaritas umat, motivator pembebasan, dan inspirator perjuangan menentang kezaliman bangsa penjajah dan penjarah. Hal ini menjadi penghalang utama ambisi membangun Zionis Raya yang mereka cita-citakan.

Sebagai bentuk solidaritas sesama umat muslim dan sesama manusia yang punya hati nurani, akal budi, dan nilai-nilai relegius. Sudah selayaknya kita ikut memikirkan dan membantu bagaimana Masjid Al-Aqsha dapat dikembalikan pada posisi aslinya kepada kaum muslimin sebagai pemiliknya. Menepis klaim Zionis terhadapnya.

sumber : aqsha working group