Kamis, November 04, 2010

SUAMIKU, ISTRIMU LEBIH RIDHA PERUTNYA DILILIT BATU

saudariku.... jika engkau istri yang shalihah takkan kau biarkan sejumputpun barang haram masuk ketubuhmu, tubuh anak anakmu dan tubuh suami yang setiap malam berdekat lekat denganmu.

saudariku... jika engkau istri yang shalihah engkau takkan rela ada api menjilat kulitmu yang halus dan cantik kelak di neraka Allah, menjilat kulit anak anakmu yang lembut, dan menjilat kulit suamimu yang liat dan macho itu.

saudariku.... jika engkau istri yang shalihah, tentu berpuasa lebih baik bagimu daripada ngemil kerikil neraka.

Saudariku... jika engkau istri yang shalihah, jangna ijinkan suamimu tertuntut untuk mengais -ngais yang haram diantara sampah dunia.

saudariku.... jika engkau istri yang shalihah, engkau akan menyemangatinya dengan Allah, dan bukan dengan mengatakan :" kapan sih kamu bisa membahagiakan isteri !"

saudariku... jika engkau istri yang shalihah, yang akan kau katakan ketika suamimu berangkat adalah :" selamat berjuang suamiku tercinta, ya habiballah. segala kelelahanmu bekerja menjemput yang halal dari-Nya, akan dibalas Allah dengan pijatan lembut di syurga. disanalah kita menikmati setiap jerih payah. pergilah dengan ridha Allah dan pulanglah dengan barakah-Nya. kami dirumah lebih ridha berlapar lapar dengan perut dililit batu. kami Insya Allah kuat untuk itu. yang kami tidak mampu adalah didihan bara neraka, minuman panas membakar, buah zaqqum yang menggidikkan, darah, nanah, dan segala siksa yang tiada akhirnya....."

saudariku.... jika engkau istri yang shalihah, yang akan kau katakan ketia suamimu pulang adalah :" jujurlah pada Allah sayang.. cintaku.... darimana kau jemput ini semua ? dari syurgakah , hingga kelak kita akan bersama menikmati yang lebih banyak disana ? jika tidak, kembalikanlah. sungguh rumah reyot kita terlalu berharga untuk dimasuki barang hina meski emas, perak dan berlian bentuknya....

"aku dan anak - anakmu memang menghajatkan rizqi Allah. tapi hanya yang halal. aku dan anak anakmu menghajatkan banyak kebutuhan. tetapi kami lebih mencintai keberkahan. Qarun telah terbenam, Fir'aun telah tenggelam. bumi dan langit tidak menangisi mereka. tetapi adalah harapan kita berdua, untuk menemui Rasulullah ditelaganya. kelak segala kehausan sirna jika kita diberi minum olehnya."

Bersemangatlah suamiku, cintaku..... untuk menjemput barakahnya. Doa kami bersamamu...

************

Bandung, in memoriam 1 tahun yang lalu

terimakasih ya Allah walau hanya 11 bulan kumendampingi almarhum suamiku

masih terasa lekat disini, dihati ini akan kelembutannya, ketawadhuannya, kesabarannya

cintanya, kasih sayang dan penghargaannya pada seorang istri yang baru belajar tuk menjadi sholehah

terimakasih mas tuk semua kenangan yang terindah

disampingmu tak pernah kurasakan sedikitpun kesedihan

karena berada disampingmu hanya manisnya iman kurasakan


MENYIANGI TAMAN SPIRITUAL KITA

Kang Danu datang tergopoh gopoh kerumah kami. Untung saja suami saya belum berangkat kerja. Tidak biasanya ia datang sepagi itu, kecuali ada suatu masalah yang akan dibicarakan. Wajahnya terasa berat dan dia tidak segera bicara. Ketika suami saya sampaikan candaan, tumben datang pagi – pagi lalu suami saya Tanya maksud kedatangannya, ia hanya diam dan mengalihkan pertanyaan.

Sampai akhirnya , ketika wajahnya mulai cerah, kang danu mulai mengatakan maksudnya. Tapi itupun belum jelas.

“Istri saya, mas. Saya bingung.”
“ada apa kang ?”
“kami bertengkar lagi,” katanya menjelaskan . lalu kang danu menambahkan,” itulah sebabnya, tadi malam saya tidak berangkat ngaji kesini.”

Suami saya hanya mengangguk, mencoba memahami arah pembicaraanya. Kang danu terus bercerita. Dan dalam situasi seperti itu, suami saya harus mampu memerankan diri sebagai pendengar yang santun. Kang danu mengisahkan bahwa saat tertentu dia dan istrinya dapat bersikap sangat romantis , maklum manten anyar. Pikir saya

Tapi saat yang lain, ia dan istri akan berubah sensitive, mudah tersinggung, meletup dan akhirnya pecahlah kemarahan mereka. Kalau sudah seperti itu, mereka tidak lagi memiliki pertimbangan jernih. Padahal , usia pernikahan mereka baru menginjak bulan ketiga; saat saat mereka harus menikmatinya. Pemicunya, tutur kang danu sangat sepele. Kadang soal cucian, makanan, antar jemput, meludah dan sebagainya.

Kami kenal kang danu sudah lama. Kami pernah satu aktivitas dalam lembaga dakwah dan ketakmiran masjid yang sama. Ia tipe penurut dan pekerja yang baik. Entahlah, semenjak menikah ia berubah. Persoalan-persoalan kecil menjadi masalah besar bagi keluarganya.

Kita mungkin pernah mengalami hal yang sama dialami kang danu. Problem kehidupan keluarga yang sebenarnya sangat sepele mendadak kita hadapi tanpa daya dan kekuatan. Kita merasa lemah dan menganggapnya sebagai persoalan besar. Pertimbangan akal kita menjadi tumpul dan daya baca emosi kita terhadap persoalan menjadi rabun.

Masalah yang kita hadapi tidak terdefinisi dengan jelas. Kita panik. Dan dalam situasi demikian, cara yang paling nyaman untuk ditempuh adalah melakukan blaming partner, meyalahkan pasangan kita. Diksi atau pilihan kata kita kurang menyentuh dan lebih dominant sebagai luapan emosi yang tentu sangat menyakitkan pasangan kita. Kita merasa akumulasi masalah yang dihadapi menjadi belukar yang runyam, pada saat taman spiritualitas kita kering dan tidak pernah disirami.

Pemicu luarnya bisa banyak hal, tetapi penyebab utamanya hanya satu : taman spiritualitas kita lebih banyak ditumbuhi belukar, yang merusak ketajaman mata batin kita untuk menelisik masalah hidup kita. Keringnya taman spiritualitas dalam diri kita bisa disebabkan oleh menurunnya semangat ibadah kita, akumulasi kekhilafan dan dosa kita, kemalasan kita untuk berbuat kebaikan, timbunan masalah yang menciptakan kepanikan dan sebagainya.

Kata orang bukan besarnya masalah yang merisaukan kita tetapi bagaimana jiwa kita merespon setiap masalah yang mendera. Kemampuan diri merespon setiap masalah berbanding lurus dengan kualitas spiritual kita. Kualitas spiritual kita sesungguhnya menandai kedekatan seorang hamba dengan Rabb-Nya. Dan pengaruh apa yang lebih dekat daripada kedekatan. Kedekatan itulah yang mewarnai kita untuk mendekati setiap masalah dalam perspektif Ilahiyah. Faidza faraghta fanshab’ sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan’ (QS.Al-Insyirah ;5)

Oleh karena itu, sebelum melakukan blaming partner (menyalahkan istri kalian), hendaknya telah ada evaluasi yang mengamati secara jeli apakah taman spiritualitas kita tumbuh subur ataukah sedang dirimbuni belukar. Kita perlu sering mengunjunginya. Keimanan kita memang fluktuatif; dan sifat yang harus kita kenali sebelum kita memutuskan sesuatu yang (akan) diiringi parade penyesalan.

Kekuatan imanlah yang menyebabkan seorang muslim jauh lebih tenang ketika menghadapi berjubel masalah. Sungguh menggagumkan kekuatan iman yang terjaga dengan baik. Sungguh mempersona taman spiritualitas seorang muslim yang selalu disiraminya dengan ketundukan dan kepatuhan Rabbaniyah. Sungguh menyejukkan citra keluarga muslim yang taman spiritualitasnya subur diatas tanah yang gembur.

Ketika Syeikh Mustafa Masyhur dijebloskan kedalam penjara, bersamanya seorang pemuda yang diliputi kecemasan. Mereka memasuki lorong lorong gelap, tempat sejumlah aktivis muslim disiksa dan di interogasi. Saat itu, sang pemuda berbisik kepada Syeikh Mustafa Masyhur muda.

“Syeikh, mereka akan membawa kita jauh dari pengamatan manusia, lalu kita disiksanya.”

“wahai ananda, mereka boleh menjauhkan kita dari manusia, tapi yakinlah bahwa mereka akan kesulitan untuk menjauhkan kita dari Allah ta’ala.” Jawab Mustafa Masyhur dengan penuh keyakinan.

Lihatlah ! situasinya sama, tapi penyikapannya berbeda. Demikian pula masalah dalam keluarga kita.

Wallahua'lam, semoga Allah mengampuni saya jika karena pengetahuan saya yang kurang luas sehingga saya menulis, berbuat dan berbicara salah.

***********************

Bandung, in memoriam 1 tahun yang lalu

Untuk Almh. suamiku yang diuji Allah bertubi tubi
Jazaakallaahu khairan ya Habiballah…..
Kini istrimu ini tahu bahwa kau begitu dicintai-Nya,
Kini istrimu mengerti bahwa engkau telah dimuliakan-Nya
Musibah musibah itu menggugurkan dosa,
Menambah derajat tinggi disisi-Nya
Maka …
Walaupun Allah telah memisahkan raga kita
Tetaplah ajari istrimu ini tuk mengenyam manisnya kesabaran,
Indahnya qona’ah & nikmatnya syukur
Ajarilah istrimu ini merasakan sejuknya ibadah &
Mulianya ketaatan.

NEVER ENDING TA'ARUF

DARI SEKIAN LELAKI yang berbahagia dengan pernikahan, mungkin nama Syuraih Al-Qadhi dapat kita masukkan sebagai salah satunya. Wajah lelaki itu merekahkan senyum ketika salah seorang sahabatnya , Sya’bi bertanya tentang kehidupan rumah tangganya.

Sejenak ia menerawang. Ia mencoba mengumpulkan potongan – potongan memori tentang kehidupan keluarganya. Sambil tersenyum Syuraih bertutur :” sejak dua puluh tahun yang lalu,” katanya,” aku tak pernah melihat istriku berbuat sesuatu yang membuatku marah. Mulai malam pertama yang aku lihat padanya hanyalah keindahan dan kecantikan belaka. Dan, itu berlangsung sampai sekarang. Dua puluh tahun !”

Syuraih kembali menuturkan bahwa pada malam pertama, ia berniat melaksanakan dua raka’at sebagai ungkapan syukur kepada Allah. Dengan diterangi sebuah lampu yang redup, Syuraih hanyut dalam kekhusyukan ibadah. Namun, betapa terkejutnya Syuraih ketika menoleh mengucapkan salam, dibelakangnya duduk seorang wanita. Dengan cahaya lampu yang remang remang itu, akhirnya syuraih mengenali kalau wanita itu adalah istrinya. Ternyata sang istri turut menjalankan shalat di belakangnya. Wanita itu mengulurkan tangannya. Senyumnya yang indah mengelegakan jiwa syuraih. Senyum itu tidak pernah pudar meski telah dua puluh tahun.

“Selamat datang, wahai abu Umayyah,” sapa sang istri.” Alhamdulillah , aku memuji dan memohon pertolongan-Nya. Semoga Shalawat serta salam tetap terlimpah kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keluarganya,” wanita itu menghela nafas sejenak namun, pendar senyum itu tiada pudar. Dan, kembali melanjutkan tuturnya.

“Sungguh aku adalah perempuan asing bagimu. Aku sama sekali tidak tahu akhlakmu. Terangkanlah kepadaku apa2 yang kau senangi dan yang tidak kau senangi, apa yang kau senangi akan aku usahakan penuhi, dan yang tidak kau senangi aku akan berusaha menghindarinya. Aku yakin diantara kaummu pasti ada orang yang akan menikahkan wanitanya denganmu , begitupula dikaumku, ada laki laki yang sekufu denganku. Akan tetapi, apa yang telah di tetapkan Allah harus dilaksanakan.

“nah, aku telah menjadi milikmu. Lakukanlah seperti yang telah Diperintahkan Allah Subhanahu wa ta’ala. Aku mengucapkan ini dengan mohon ampun kepada Allah atasku dan untukmu.” Begitulah Syuraih menuturkan pernik kehidupan keluarganya kepada Sya’bi, sahabatnya.


***********

kita menemukan kisah inspiratif dari sepotong kenangan Syuraih Al-Qadhi dengan istrinya. Kehidupan suami istri adalah persyarikatan antara dua orang yang sebelumnya asing. Tidak pernah saling mengenal. Atau, kalau pun ada pengenalan, maka bisa dipastikan ia tiada utuh. Selalu saja ada bilik kosong yang belum kalian masuki dari kedirian kekasih kalian. Selalu saja ada lembar – lembar yang belum kalian baca tentang dirinya.

Akhirnya, kalian menemukan kenyataan bahwa ada pekerjaan yang tidak pernah berhenti dalam pernikahan. Pekerjaan itu adalah mengenali kekasih kalian secara utuh. Akan tetapi, bukankah pada saat menjelang pernikahan, biasanya telah dilangsungkan proses ta’aruf (perkenalan) ? memang, kadangkala demikian. Hanya saja proses ta’aruf yang terjadi sebelum menikah biasanya dilakukan relative singkat. Keadaan ini menyebabkan terbentuknya gambaran tentang pasangan hidup yang lebih dipengaruhi oleh harapan ideal kalian. Informasi yang dihimpun dari banyak pihak terkait dengan calon istri kalian, lebih banyak berkisar pada kebiasaan2 publiknya. Sementara itu, karakter dasar kepribadiannya belum sepenuhnya terungkap.

Proses ta’aruf sebelum pernikahan jelas sangat berbeda dengan proses ta’aruf setelah akad dilangsungkan. Yang pertama lebih banyak melihat ciri ciri yang menetramkan dan memantapkan pilihan. Belum ada orientasi yang lebih besar selain itu. Saat itu masih banyak pilihan untuk menentukan kehendak.

Sementara itu , ta’aruf setelah akad lebih berorientasi untuk memberikan perawatan terhadap cinta. Seseorang telah berhadapan dengan kenyataan. Ia tidak lagi dbuai oleh harapan yang membumbung.

Kekasih kalian adalah sebuah misteri yang harus dikuak. Cinta selalu menghajatkan pekerjaan kontinum, merawat dan menumbuhkan. Sebelum melakukan semua pekerjaan itu, ada satu proyek yang mendahuluinya, yaitu mengenali secara utuh pasangan kalian. Itulah sebabnya ta’aruf dalam pengertiannya yang luas dan tidak formal merupakan pekerjaan tiada henti. Begitulah yang terjadi dalam diri Rasulullah. Ketika beliau mendapati Aisyah sedang marah dan membanting piring, Rasulullah hanya berujar, “ ibumu sedang marah.”

Pengenalan yang utuh akan mendorong kalian untuk memberikan penerimaan yang utuh pula. Bahkan, lebih dari itu, pengenalan terhadap kekasih kalian pada dasarnya merupakan upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi dirinya secara tepat. Setiap penggalan waktu yang dilalui bersama antara suami istri adalah proses panjang untuk saling ta’aruf. Ta’aruf yang berorientasi untuk memelihara cinta. Saat itu kalian tidak lagi memiliki pilihan kecuali mempertahankan cinta bagaimana pun keadaan kekasih kalian. Daya tahan kebersamaan itu akan semakin terjaga ketika kalian tiada sekedar menyesali kekurangan kekasih kalian, tetapi berusaha dengan sabar dan penuh kasih sayang untuk menumbuhkannya.

Disinilah kalian dapat menangkap semanga Ibnu Hajar Atsqolani ketika harus berhadapan dengan istrinya Uns Binti Abdul Karim. Wanita itu biasa saja, tapi Ibnu Hajar mampu menangkap potensi besarnya. Sang suami mengetahui bahwa istrinya sangat menyukai ilmu. Pengetahuan tentang istrinya itulah yang memberikan dorongan bagi Ibnu Hajar untuk mengajari istrinya ilmu hadits, sang istri akhirnya berkembang menguasai pelajaran itu.

kalian dapat menggunakan langkah pengamatan untuk mengenali tabiat dan kebiasaannya. kalian bisa menangkap obsesi dan harapannya melalui pikiran pikiran yang terlontarkan kepada kalian. kalian semestinya sanggup mengetahui sesuatu yang ia benci dan senangi dari diri kalian, melalui respon yang diberikan. Atau, kalian bisa membuka gerbang keterbukaan sebagaimana istri Syuraih Al-Qadhi dengan bertanya secara langsung.

Ta’aruf pasca menikah tidak sekedar mengenali diri istri kalian, tetapi memungkinkan untuk mengenali keluarganya, sahabat sahabatnya dan juga lingkungan yang membentuknya. Diatas hamparan cinta Illahi, kita ingin bermesraan sampai lama. Melampui batas batas usia. Menerabas semak semak penghalang. Dan , diusia pernikahan yang semakin senja , kita ingin melukis cakrawala sambil bercerita tentang sampan nelayan yang kita tumpangi, sanggup menembusi gelombang kehidupan. Bahkan, hamparan itu terus tergelar, membentang hingga negeri akherat. Disana kita masih melanjutkan cerita itu bersama kekasih kita. Semoga. Amin

***************************

Bandung, In Memoriam

ku coba tulis kembali kenangan setahun yang lalu

Biar tidak pudar ditelan waktu….

masih teringat jelas di benakku

Disaat pertanyaan itu ku ajukan padamu wahai mujahidku…

“mas, tolong kasih tau adek, apa saja yang mas senangi dan apa saja yang tidak mas senangi. Adek tau, diluar sana banyak muslimah yang lebih pantas mendampingi mas daripada adek. Tapi Allah telah menakdirkan ikatan ini, Bantu adek ya cinta tuk menjadi istri tercantik di hati mu ya habiballah…….

INGIN BERANI, MENIKAHLAH !!!!


Pernikahan merupakan wadah penggodokan yang mencetak pribadi -pribadi berani. seroang pemuda yang dimasa lajang sangat individual, kemudian ijab qobul yang membuatnya secara sadar memikul tanggung jawab bersama. keberanian suci itu tercipta dari komitmen terhadap amanah dunia akhirat.

sehingga sulit mengakui kedewasaan seseorang bila dia tidak berani berumah tangga. sebab pernikahan merupakan medan pembuktian kekuatan kepribadian. sebagaimana pernikahan pula yang menghadirkan loncatan keberanian suatu keputusan besar tentang memikul tanggung jawab, sikap koreksi diri, siap menerima resiko, dan pikiran untuk maju. nah, disinilah kematangan seseorang di tempa !

menjelang sampai kegerbang pernikahan beragam macam ketakutan menghantui. seolah olah ijab qabul merupakan pintumenuju jurang derita. tetapi satu satunya cara menghindari takut hanyalah dengan gagah perkasa menghadapi masalah. gigih berusaha menggapai yang terbaik dan selalu siap mental menerima resiko terburuk.

Loncatan keberanian sering melahirkan keajaiban demi keajaiban. hati yang lemah berubah gagah karena sang pemuja nan jelita senantiasa bangga dengan pengorbanan cinta sang arjuna. nyali tak pernah lagi ciut, sebab semangat terus dipompa oleh kebahagiaan di mahligai cinta.

Keberanian ajaib yang merupakan saripati kesadaran dan keikhlasan mendalam. cinta bukanlah menempuh jalan bertabur bunga, melainkan pematang yang penuh onak duri. berikutnya, cinta sejati yang menciptakan ledakan energi, yang lemah menjadi kuat, yang kurang terasa cukup dan yang biasa tampak istimewa.

Sesuai jaminan Allah , pernikahan suci membuat dua hamba menjadi kaya raya. kekayaan harta gampang dicaria. syaratnya cuma satu, yaitu kerja keras. lebih dari itu, kekayaan batinlah yang melimpah ruah dari sepasang insan yang saling mencintai karena Allah. itulah kekayaan yang tiada tergantikan oleh harta bergudang gudang. kekayaan abadi yang menyulap kegetiran sebagai ladang pahala yang membahagiakan sehingga suami sangat gembira sangat gembira saat bekerja keras memeras keringat. bahkan mengerjakan hal hal yang dipandang rendah dimata orang yang kurang bijak. pekerjaan remeh yang dulu ia malu melaksanakannya. sekarang malah mendatangkan kebanggaan karena hasilnya dinikmati dan disyukuri oleh keluarga tercinta.

Dahulunya ia tergolong lelaki pemalu, takut tantangan , dan kurang percaya diri. pernikahanlah yang membuatnya cinta tantangan, membuang malu yang tidak perlu, dan menikmati setiap ketegangan. sebab, lari dari masalah hanya menambah perih beban jiwa. ibarat jatuh tertimpa tangga. rugi dua kali, kegagalan dan ketakutan.

Suami tidak gentar menghadapi benturan diluar. Dia menjadi pria tegar yang dengan kepala tegak menghadapi cobaan dan senyuman ikhlas disetiap kesulitan. Dia tangguh menanggung sakit mencekam dan segala marabahaya.

Mengapa bisa sekuat sekarang ? sebab sekembalinya kerumah ia mendapati kedamai surgawi. Separah apapun kondisi,semuanya akan pulih oleh keikhlasan cinta. Rumahku syurgaku !

Suami pemula yang melangkah pasti menenteng belanjaan plus aroma amis ikan. Tanpa risih ataupun malu. Dahulu ? jangankan berdesakan belanja dipasar tradisional, dapur saja nyaris tak dikenal. Kelemahan masa lalu itu bisa diubah, apalagi kini hidupnya sudah ada tujuan.

Pada jiwanya tiada ruang bagi takut, gentar, cemas, gelisah dan sebagainya. Keberanian membuat seseorang menikmati lautan luka karena hati telah penuh oleh kesejukan dari bidadari yang tulus mencinta

Sebagai laki laki, suami membutuhkan penghargaan ekstra. Terutama dari istri yang bangga memiliki dirinya sehingga apa yang ia perjuangkan selalu bermakna, tidak pernah sia sia.

Seberat apapun resiko tampak kecil dimata pecinta. Paling besar resiko hidup hanyalah kematian dan semua orang pasti akan mati ! hanya cara dan kondisinya yang berbeda beda. Wafat dalam jatuh bangun perjuangan lebih terhormat daripada menghembuskan napas terakhir tanpa cinta istri. Tiada lebih memalukan bagi pria selain mati sebagai pengecut.

Loncatan keberanian menyulap gadis manja menjadi ibu yang tegar dan cekatan. Berani menepis rasa risih yang tidak beralasan. Kecuali malu kepada Allah jika lalai menjaga amanah rumah tangga

Istri menjadi berani bahkan ingin berulang kali melahirkan. Padahal semasa gadis ia sering tergidik ngeri mendengar angka kematian ibu hamil yang melonjak. Betapa kusut benaknya saat belia jika berpikir betapa rumitnya penataan rumah tangga. Setelah menjalani dengan tulus, tantangan malahan membuatnya semakin berani. Sesudah memainkan peran sebagai istri, ia justru menyesali mengapa tidak lebih segera mengambil keputusan berani ini !

Keberanian yang menyulap istri setangguh srikandi besi. Keberanian yang muncul dari keyakinan bahwa tiada pengorbanan terbuang percuma. Tiada yang sia sia disisi-Nya. Semua demi cinta bagi orang tercinta.

Keberanian tersebut kehadirannya tidak terdeteksi secara kasat mata, tetapi nyata. Efek positifnya bisa dirasakan dan enak dinikmati. Keberanian itu datang bukan secara bertahap /linear. Itulah keberanian hati (braveheart) yang meloncat bahkan meledak. Keberanian ajaib yang dianugerahkan Maha Pencinta bagi hamba-hamba-Nya.

Ternyata pernikahan bukan hanya perjanjian sehidup semati. Disana ada proses pembelajaran berkesinambungan. Materi materi kehidupan yang tiada pernah kering. Terutama dalam membina kepribadian unggulan.

Berani merupakan kosa kata dambaan sekaligus kebanggaan laki laki. Walaupun tidak sedikit pria telanjur menempuh cara keliru untuk merebut kata yang terkesan jantan tersebut. Pemberani yang mereka ekspresikan dengan wajah garang, tubuh seterek atau otot otot bertonjolan. Ada pula yang memilih hal-hal aneh dan berisiko besar. Lagi lagi demi menggondol kata Pemberani!

Akhirnya, rumah tanggalah yang mengajarkan keberanian dalam makna sejati. Keberanian itu menempa emosi yang stabil, kesabaran luar biasa menempuh gelombang kehidupan dan ketegaran yang tiada usai. Berani adalah mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan dan sebagainya. Tiada takut atau gentar saat mengemban tanggung jawab yang mulia.

INGIN BERANI ? MENIKAHLAH !

************

Bandung, in memoriam

Membina Syurga di mahligai cinta

KONTES YANG SEBENARNYA


Kontes mana yang kalian pilih ???? yang diatas ataukah yang dibawah ??????



Kebanyakan manusia kadang haus dengan kebanggaan diri. Berbagai cara ditempuh guna mengatrol pamor yang intinya tetap saja mengejar sanjungan. Betapa banyak diselenggarakan beragam jenis kontes untuk memilih yang utama. SAYANGNYA, kontes tentang wanita baru berkisar disekitar ADU PAHA MULUS, BODY SEKSI dan sejenisnya.

Sulit dipungkiri bahwa eksploitasi bodi berlangsung habis habisan. Peserta kompetisi badani ini, wanita (baca: manusia) yang merasa punya tampang proposional (tentu saja versi selera penyelenggara)

Persepsi yang ditanamkan bahwa lomba jasad merupakan ajang prestisius meraih penghargaan juga pengakuan atas kelebihan diri. Jangankan keluar sebagai pemenang, ikut serta saja mereka sudah merasa hebat sekali. Padahal dihadapan Allah, pertandingan kemolekan tubuh belum bernilai apa2. malahan islam menawarkan persaingan yang lebih menantang bagi kaum hawa. KONTES AKBAR ANTARA WANITA DUNIA DENGAN BIDADARI SYURGA !

Alqur’an menjelaskan kelebihan bidadari., keelokan paras mereka yang bersifat abadi, mata jeli, kulit bersih, dan rambutnya yang berkilau seperti burung nasar. Kebeningannya umpama mutiara didasar lautan yang tiada tersentuh tangan manusia. Penuh cinta, bergairah, mengasihi dan terus muda belia.

Lha ! secantik cantiknya wanita dunia hanya sanggup bertahan diusia muda. Kemudian tubuhnya akan semakin keropos seiring bertambah beban umur. Adilkah persaingan ini ? ketika bidadari memiliki segala kelebihan, sedangkan wanita tetap saja manusia yang serba kekurangan. Jangan jangan belum bertanding wanita sudah kalah duluan !

Ketahuilah sesungguhnya Allah Maha Adil. Kontes ini tetap pantas digelar, dan wanita tidak perlu menyerah sebelum bertanding. Sebab islam tidak mengukur keutamaan pada rupa nan jelita. Lagipula, sebenarnya ada keindahan special yangmembuat wanita jauh lebih unggul sehingga bidadari pun terpaksa gigit jari !

Yang istimewa memang sering mengundang perhatian. Berhubung profil tentang bidadari sering diutarakan ayat, wajar bila muncul beragam pertanyaan. Suatu ketika Rasulullah diminta menjelaskan perihal bidadari syurga. Ummu Salamah bertanya :” Manakah yang lebih utama wanita didunia atau bidadari yang bermata jeli ?” Beliau menjawab :” “ Wanita Dunia lebih utama daripada bidadari bermata jeli. Seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tak tampak.”

Keheranan menjadi sempurna, bukankah bidadari sangat jelita .” kenapa wanita dunia bisa lebih utama ?”

Beliau menegaskan :”karena Shalat, puasa dan ibadah mereka kepada Allah sehingga Allah menganugerahkan cahaya pada wajah mereka.”

Kasih sayang Allah bagi perempuan tidak selalu berupa keelokan rupa. Lebih dari itu, keutamaan ibadah menciptakan pesona aura yang menggetarkan.kehadiran Allah bisa dirasakan dengan kehadiran dirinya. Pada cahaya taqwa yang memancar dari raut sucinya.

Rasulullah mengingatkan jangan pernah terjebak menilai pada yang tampak oleh kasat mata belaka. Ada kalanya keindahan hakiki justru belum terdeteksi oleh penglihatan lahiriah sehingga diperlukan ketajaman naluri dan kejernihan hati menangkapnya,.

Itulah pesona jiwa pada wanita yg gemar beribadah dan berakhlak sempurna, wajahnya berseri serta auranya yg menawan hati. Keserhanaan fisik menjadi istimewa karena sentuhan iman didada.

Rabi’ah jauh dari kesan seksi. Tubuhnya kurus kering. Tapi mengapa banyak pria terhormat mendamba cinta perempuan sufi yang ahli ibadah itu ? dan mereka harus kecewa karena Rabi’ah sudah cinta sempurna pada Maha Pecinta, Allah swt.

Lantas darimanakah datangnya pesona ketika kecemerlangan daya tarik fisik tidak melekat pada dirinya ? sungguh cahaya itu memancar dari kesucian hati.

Rabi’ah wanita sholehah yang gemar beribadah. Setiap desah napasnya adalah cinta pada Allah. Nah, ketika Allah telah meninggikan derajatnya, bagaimana mungkin manusia tidak tergila gila ? keagungan Illahi yang memoles wanita dunia lebih utama, jauh mengalahkan bidadari syurga makanya bidadari cemburu pada keberuntunganmu !

Khansa binti khuddam dari yaman berparas cantik tetapi sangat cinta ibadah dan setelah berpuasa empat puluh tahun tubuhnya menjadi kurus kering. Begitu pula bakhriyah meratap :” aku tinggalkan Engkau (Allah) ketika aku seperti buah kurma masak dan aku datang kepada Engkau ketika aku kurus kering. Terimalah sikurus ini demi kecantikan yang terdapat dalam dirinya, meskipun lapar telah membuatnya kering.

Salah satu dari tiga kunci kebahagiaan laki laki adalah istri sholehah. Cirri cirinya : jika dipandang bertambahlah rasa saying, jika berpergian hati merasa aman meninggalkannya bisa menjaga kehormatan diri dan harta. Istri yang mampu menghadirkan suasana damai surgawi dirumah tangga

Sebaliknya , istri juga yang menjadi biang kerok kesengsaraan suami. Istri yang bila dipandang menjengkelkan mesti parasnya elok rupawan. Dia tidak bisa menjaga lidahnya, sering membuat perasaan suami terluka. Jika berpergian membuat hati gelisah karena tidak bisa menjaga kehormatan diri. Secantik apapun wajahnya, hancur lebur digerogoti perangai tercela.

Keindahan fisik menghadirkan kelegaan ragawi, sayangnya kepuasan sejati sulit diperoleh dari hasrat jasmaniah. Sementara kecemerlangan hati menyuguhkan ketentraman dari jiwa ke jiwa. Keindahan agung yang memberi kepuasan sejati.

Wanita sholehah didunia akan menjadi bunga utama disyurga nanti. Kematangan iman menaikkan citranya dihadapan Allah, apalagi dimata Makhluk ciptaan-Nya. Saat ini, sebelum bertahta di syurga, wanita sholehah adalah bidadari didunia.

Anugerah terindah itu berupa perempuan sholehah yang menjadi pilihan jiwa. Kehadirannya didamba, dirindu dan di cintai oleh laki laki pilihan. Ternyata masih ada kelebihan lagi, wanita dunia bisa melahirkan generasi rabbani bagi suami dan umat. Sehingga seorang teman bercanda :” …yang jelas bidadari nggak akan punya anak… ntar penuh dunk surganya .. heu heu heu….”

Entah mengapa semakin tua umur zaman, wanita kian malu mengakui peran sebagai ibu rumah tangga.posisi mulia sebagai istri sholehah kian jauh dari tujuan mulia hidup. Kaum hawa menghabiskan semua hidupnya untuk menjadi bidadari dari SEGI RUPA.

Hanya wanita cerdas yg mengerti keutamaannya jauh melebihi bidadari syurga sekalipun. Menjadi istri sholehah kenikmatan yang menggiurkan pahalanya. Ibu rumah tangga profesi yang lebih mulia daripada pekerjaan lainnya.

Dengan segala keterbatasan fisik , wanita sholehah justru berpeluang besar menggapai posisi lebih utama. Segala aktivitas, bahkan hanya seulas senyuman atau sebuah elusan saying besar nilainya. Lantas mengapa tidak mensyukurinya ?

Keagungan wanita sholehah membuat bidadari syurga mengibarkan bendera putih. Atas ibadah mulianya sebagai ISTRI DAN IBU ; pengorbanan tulus ,perjuangan hidup mati, dan kesetiaan yang sempurna. Semuanya terbingkai indah dalam niat ibadah. Bagaimana pula bidadari syurga hendak menyainginya ?

Ukhtiku… inilah kontes yang sebenarnya . perlombaan yang tidak membutuhkan CATWALK TEMPAT BERLENGGAK LENGGOK GENIT. PANGGUNG AGUNGNYA adalah RUMAH TANGGA dengan segala kompleksitas tantangan. Kontes yang berada dalamkoridor FASTABIQUL KHAIRAT (berpacu dalam kebaikan). Sebab disini teruji kualitas diri, bukan pameran fisik yang kental aroma dosa atau FASTABIQUS SAYYI’AT (berpacu dalam kemaksiatan).

HANYA PRIBADI MULIA YANG BISA MEMENANGKAN POSISI MULIA DIHADAPAN ALLAH.

Sudah siapkah kita mengikuti kontes ini ?

Bandung, In memoriam

Membina syurga di mahligai cinta

HUBUNGAN YANG INDAH

Duhai indahnya……….

Islam mengajarkan pola pola hubungan yang sangat indah dan menawan tentang lelaki dan perempuan. Ia memerintahkan keduanya untuk saling berinteraksi, berhubungan dan memberikan manfaat satu sama lain. Keduanya diperintahkan untuk bergerak seirama dengan irama semesta, melakukan putaran yang sama dilakukan oleh jagat raya. Keduanya disuruh untuk menjaga dan memelihara orkesra ini.

Lelaki itu itu ibarat langit, sedangkan perempuan ibarat bumi. Keduanya mesti “MENIKAH”. Langit memanjakan bumi dengan curahan hujan kasih saying, dan bumi melahirkan tetumbuhan, memelihara dan membesarkannya. Langit memandang bumi lewat matahari yang benderang, atau bulan yang bercahaya dengan pandangan yang berbinar binary, tidak ketinggalan langit mengerdip ngerdipkan matanya melalui bintang gemintang malam. Langit tidak pernah membiarkan bumi tanpa teman, walaupun sekejap. Ia selalu menciptakan interaksi dan menjaga keberlangsungannya. Tidak kalah, bumi pun melambai lambaikan tangan halusnya melalui dedaunan dan dahan dahan pepohonan diterpa semilir angina sepoi sepoi.

Saat kerinduan bumi makin memuncak, ia gerakkan pepohonan untuk menari nari dengan gerakan cepat dan meliuk liuk, diiringi musik angina kencang yang berhembus. Pada saat yang sama, langitpun berteriak – teriak , memanggil manggil bumi dengan guruh yang riuh atau guntur yang menggeleggar, lalu mengirimkan magnet yang memikat melalui kilatnya yang menyambar – nyambar. Ketika keduanya telah saling bertemu, langit menangis bahagia mengguyurkan hujan air matanya kepada bumi, sementara bumi dengan tenang menerima anugerah yang diterimanya dari sang langit, sebelum akhirnya menyebarkan hasil anugerah itu kepada semua makhluk yang menghuninya.

Langit dan bumi selalu bertemu ; yang satu mencari yang lainnya dicari , yang satu mencinta yang lainnya dicinta. Dan tak pernah pecinta mencari tanpa dicari pula oleh kekasihnya. Apabila kilat cinta telah membakar hati yang satu maka dalam hati yang lain telah bersemayam cinta yang penuh gelora. Sebagaimana apabila Cinta kepada Allah telah membara dalam relung hati seseorang, maka pasti Dia telah mencintainya. Sebab Allah telah menakdirkan bahwa takkan tercipta bunyi tepukan hanya dari sebelah tangan. Allah telah menciptakan segala sesuatu dengan pasangannya ; Dia telah menjadikan manusia untuk saling mencinta. Dia telah menetapkan adanya pecinta dan kekasih, perindu dan terindu, pencari dan tercari…..

Langit adalah ibarat lelaki. Dan bumi adalah ibarat perempuan. Keduanya sejoli yang tak terpisahkan. Keduanya saling membutuhkan. Langit memberikan kebaikan dan bumi memupuk, memelihara dan menyebarkannya. Apabila bumi kekurangan panas, langit mengirimkan matahari. Jika ia kehilangan embun dan kesegaran, langit menggelilingi bumi laksana seorang suami yang mencari nafkah demi isterinya. Sedangkan bumi berputar, sibuk mengurusi rumah tangganya, membersihkan dan memperindah perkarangan rumah, serta merawat dan menyusui anak anak yang lahir,

Langit dan bumi tidak dapat dipisahkan. Tanpa bumi, bagaimana mungkin bunga dan pepohonan dapat tumbuh dan berkembang ? tanpa bumi, air dan panas yang telah dikirimkan takkan bermakna apa-apa. Karena keduanyalah terjadi kelahiran dan pembiakan. Langit dan bumi sepertinya berlawanan, yang satu diats dan lainnya dibawah. Yang satu luas dan besar dan yang lainnya kecil. Padahal keduanya saling menyempurnakan, saling memelihara eksistensi masing2. takkan ada langit jika tidak ada bumi, demikian pula sebaliknya.

Bagaikan malam dan siang, yang secara lahir nampang bertentangan yang satu hitam dan gelap yang lainnya bersinar dan terang padahal keduanya saling memerlukan untuk menuju satu tujuan, karena keduanyalah ada sesuatu yang bernama hari, keberadaan yang satu menyebabkan adanya yang lain; hilang yang satu, hilang pula yang lainnya takkan pernah ada siang jika tidak ada malam.

Begitulah…. Dan inilah yang dinamakan pernikahan. Pernikahan yang suci. Bukan semata sebagai kontak dan kontrak seksual, melainkan pernikahan yang sesuai dengan gerak ritmis Rabbani. Dan dari pernikahan ini pula akan lahir mujahid mujahidah pilihan dan manisfestasi manisfetasi Rabbani.

Islam sangat menganjurkan pernikahan. Bahkan Rasulullah menegaskan bahwa pernikahan adalah sunnahnya ; siapa saja yang membencinya maka beliau tidak mengakuinya sebagai umat. Setiap pemuda yang telah siap diharuskan untuk bersegera menikah.

Dengan menikah, kata Imam Al-Ghazali hati menemukan kelegaannya, melalui kedekatan dan kemesraan bersama istri atau suami. Hati yang lega akan meningkatkan hasrat untuk memuji, memuja dan memasrahkan diri kepada Illahi. Seseorang akan merasakan betapa Mahakasihnya Allah, betapa Penyayang dan Penguasanya DIA yang telah menciptakan dan mengatur hubungan hubungan yang indah ini. Ia akan mudah memahami dan menaiki berbagai anak tangga syukur. Sesuatu yang tidak bisa dimenegerti oleh mereka yang tidak menikah.

Hati yang lega diinginkan setiap orang. Tapi kelegaan tidak bisa didapatkan dengan diam. Ia harus dicari. Dan itu bisa didapatkan diantaranya dengan beristeri atau bersuami. Ali bin Abi Thalin dalam kesempatan berkata :” Janganlah kau hilangkan istirahat dan kelegaan sepenuhnya dari hati, agar hatimu tidak menjadi buta.

Ibnu Arabi menegaskan bahwa kesempurnaan manusia terletak dalam kepasrahnannya kepada Allah. Setiap kebaikan yang positif selalu dimulia dari penghambaan kepada-Nya.

Pernikahan adalah sebagian dari agama karena dengan pernikahan seseorang akandapat merasakan keindahan dan kasih saying Allah. Bahkan dalam sebuah hadist disebutkan bahwa Pernikahan adalah separuh agama.

KArena alasan ini pulalah, saat kedua istrinya meninggal karena wabah penyakit, Mu’adz bin jabal berkata, “ berikanlah kepadaku seorang istri, agar aku tidak mati dalam keadaan membujang” Muadz bin jabal adalah seorang sahabat yang pernah diutus oleh Nabi untuk menyebarkan islam diyaman.

Ya inilah sebuah hubungan yang sangat indah dan menawan……. PERNIKAHAN….

So yang belum menikah….??? Maka……………


***********

Bandung, In Memoriam

Apabila bumi kekurangan panas,

Langit mengirimkannya ;

Jika ia kehilangan embun dan kesegaran,

Langit memulihkanya (Jalaluddin Rumi)

Senin, Mei 11, 2009

Ketika Keyakinan itu Datang

Ketika mulai mengabarkan berita pernikahanku kepada kalangan-kalangan dekat.. timbul pertanyaan yang berulang dan setipe dari mereka.. (bayangin hanya dalam jangka waktu 2 hari ku harus mempersiapkan diri tuk menjadi seorang istri setelah melalui masa ta’aruf kurang lebih 1 bulan ( suamiku datang tgl. 18 januari 2009 trus tgl. 20 januari 2009 pernikahan kami dilangsungkan. alhamdulillah. doain yakkk.... ) ..... harus sms kesana kemari, harus telpon keluarga dikalimantan... dadakan banget... )

Pertanyaan yang dulu juga kutanyakan kepada teman-teman dekatku yang menikah..

Selain pertanyaan mereka berupa “sama siapa?”, yang kujawab dengan “bukannya ga mau ngasih tau, tapi lihat nanti aja ya…..

pertanyaan yang juga tipikal adalah :” “ Bagaimana kamu bisa yakin bahwa dialah orang yang tepat?”

Hmmh.. pertanyaan yang berat-berat-gampang untuk dijawab.tapi kukira pertanyaan ini wajar karena proses ta’aruf sampai ke pernikahan dengan suamiku ini hanya berlangsung kurang lebih 1 bulan. dan hanya bertemu 1 kali trus menikah deh....

Berhubung banyak perempuan, termasuk aku dulu juga pernah bertanya-tanya tentang hal ini, maka aku pikir ga ada salahnya aku berbagi tentang proses ‘keyakinan’ ini.

Entah kebetulan, entah disengaja, pada saat ini aku berkeyakinan bahwa dia-lah satu-satunya pria yang paling tepat untuk jadi pendamping hidupku. (Ini kalo di film komedi-romantis, pasti udah ada backsound “Owh.. so swiiit..” hehe )

Pertama, indikator keyakinan ini sangatlah mudah.. My heart tells me so.. radar keyakinan berupa kemantapan saat pertama kali pertemuan kami. keyakinan didalam hati bahwa inilah mujahid yang dipilihkan Allah tuk menjadi imamku nanti. sehingga tiada keraguan sedikitpun dihatiku tuk mengatakan "iya" memilihnya

Poin kedua, kesolihan. Banyak sekali pria-pria baik, tampan, pinter, tajir yang kukenal.. tapi yang soleh? Banyak juga sih.. hehe, ya Alhamdulillaah sebagian lingkungan pergaulanku orang-orang yang suka ngaji, suka sholat, suka da’wah, suka mematuhi orang tua, pimpinan, de el el..

Tapi kadang saking sholehnya (sholeh dalam pandangan ku sebagai manusia yang dhoif. Dan moga2 sholeh juga dihadapan Allah . amin ) aku malah jadi nyuruh diriku untuk “ngaca”, sepertinya aku kurang sepadan deh ama mereka.. aku kan masih pecicilan gini, masih jauh dari profil akhwat solihah rahimakumullah, ngeliat lembar mutaba’ah yaumiyah cuma bisa geleng-geleng kepala sambil nyengir miris... jadi sudah jelas kan sodara2, ainul mardhiyah ini minder dengan pria-pria yang tampak sangat soleh…

Tapi kan aku masih pengen dapet suami yang soleh.. Emang ga boleh berharap punya suami yang bisa ngebenerin langkahku yang amburadul ini, sayang sama anak-anakku kelak, dan SIAGA (Siap Antar Jaga-alias nyupirin, halaah..). Prinsipnya berarti mencari laki-laki yang tidak egois, solehnya ga Cuma untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk yang lain..

Hingga akhirnya aku men-set profil/ kriteria calon suamiku harusla soleh yang ga ketawan solehnya.. (nah lho??), dia haruslah memahami dien ini sebagai agama yang manusiawi, agama yang rahmat, agama yang applicable to all aspects.. dia ga harus ketahuan jungkir balik ,tapi cukup ketahuan kalo dia istiqomah, memahami agama dengan cara memahami yang tepat (ga liberal, ga asal-asalan, berpedoman terhadap Al-Qur’an dan As-Sunah) dan membela agama ini apapun yang terjadi. Seperti mengengam bara api… walau panas dia tak boleh melepaskannya… seperti lilin yang siap menerangi siapa saja walaupun harus terbakar abis tidak seperti lampu pijar yang bisa di on atau dioff kan kapan saja oleh siapa saja . hmmm

Sekarang lihat dia, jenggot ga ada, jidat ga item, celana ga nyungkring.. di friendsternya malah Cuma ada foto presiden sukarno ….. apa dia penggemar presiden sukarno yak…. Nah ini belum sempat kutanyakan padanya sampai saat ini …… (ampun deh DJ..) tapi aku cukup terkesima lah ketika di beberapa kesempatan secara ga langsung beliau mengajarkan aku bahwa setiap langkah dalam hidup itu jangan di-sia2kan.. bahasa betawinya, dia ga banyak bacot.. bahasa sundanya naon nya’ hmmmm …… tapi kegelisahannya terasa jika ummat manusia di sekitarnya melenceng. insyaALLAH aku merasa sering diingatkan untuk sering ‘lihat ke bawah’. Aku bersyukur ada seseorang yang secara ga langsung mengingatkanku, bahwa segala sesuatu yang kita miliki ini sebenernya bukan milik kita dan ada hak-hak orang lain terhadap harta yang dititipkan-NYA kepada kita . Makasih ya mujahidku…. .. be like that terus dan terus… (eh lupa.. suamiku ini kukenal melalaui dunia maya ini hmm.. tepatnya melalui cyber MQ ini... )

Ketiga, Karakter. Dia sederhana namun unik—juga tidak narsis. Hmm… eh sedikit narsis ketang Sederhana dia tuh gimana ya.. ngga nganeh2 lah, lifestyle-nya gitu2 aja, tapi seleranya ga norak.. ga kampungan.. ...

Trus.. ulet.. . sabar..... Itu juga yang buat aku yaqin. (tau darimana hayooo... kan belum pernah ketemu ? hmm.. ini kuketahui dari cerita dia ke ayahku ketika kami melalui proses ta’aruf . hus.. hus.. jangan suudzon dulu yak.. maksudnya suamiku ini waktu masa ta’aruf berkomunikasi dengan ayahku by phone gitu... ) suamiku ini bukanlah dari keturunan orang kaya..... , buat apa sih nikah sama cowo tajir 7 turunan kalo cowo itu males dan Cuma bisa gaya dengan mobil-rumah-dan apalah itu yang milik orang tuanya. Ama dia ini, aku yakin, walopun mungkin-siapa-tau-tapi-semoga-jangan-sampe-terjadi kami kekurangan secara ekonomi (baca: jatuh miskin dan ga bisa online ), setidaknya kami punya harga diri. Karena dia selalu memastikan rejeki yang masuk ke perutnya itu halaal (berarti dia juga punya standar kualitas tinggi akan kehalalan rejeki yang masuk ke pintu rumah keluarga kami), maksudnya dia pasti memperoleh rejeki dengan cara yang jujur (kerjanya halaal, prosesnya halaal, ga menjilat, dsj), oalaah calon suamiku ini.. (eh sekarang udah jadi suamiku. Alhamdulillah ) semoga kau bisa membawaku ke syurga... ‘amiin..

Romantis? Kayaknya suamiku ini ga romantis deh malah cenderung kurang peka…. Tapi Ada bakat juga sih.. tapi tauk deh, semoga romantisnya tepat sasaran.. (maksudd??). yah, yang penting ada bakat romantis, itu mah udah cukup bagi semua perempuan. Cerdas? Damn sure.. gaull? Ya secara wawasan, tapi nggak gaul di gaya.. hehe, tapi nyambung lah hmmm

Lembut? Ya, kalo lagi ga kumat rese’nya sih lembut. Penyayang? InsyaALLAH.. kebayangnya sih nanti dia ini bakal deket banget ama anak2nya..’amiin.

yuk kita intip point ke - 4 .................

Poin ke-4, beliau punya banyak sekali kekurangan. (seperti diriku yang juga banyak kekurangan..... bahkan sangat banyak.. sehingga pertama kali memutuskan ya.. ada rasa takut ... takut diri ini mengecewakan dia.... tapi keyakinan akan pilihan yang telah Allah berikan membuat diri ini berani tuk menatap tegak bahwa dibalik kekurangan pasti ada kelebihan.. semangattt.... !!!) Ffffiuuuhhh.. syukurlah, berarti aku memang menikahi seorang manusia ya. Kekurangan-kekurangan dia pun aku pelajari satu-satu. Sejauh ini ( 2 bulan lebih pernikahan kami) kekurangan-kekurangan itu (baik keukrangan dari pihak suami maupun kekurangan dari diriku dan lebih banyak masalah ditimbulkan dari kekurangan yang datang dari diriku ) cukup sering membuat konflik dan menimbulkan kesal. Dia orangnya tsiqoh banget ama diriku sehingga tiada kekhawatiran dalam dirinya padaku karena katanya : ku yakin Allah akan menjaga istriku... " (halah halah.. so sweat.... tapi kadang nyebelin ) sedangkan aku super terbuka (baca: ember_red). Dia sedikit cool , tapi ramah , ga mau basa-basi lah, en the bre en the bre..

Alhamdulillaah so far, kekurangan2nya dan perbedaan2 itu tidak terlalu prinsipil. Aku yakini itu bisa jadi pelengkap dinamika hidup berumah tangga kami. Aku anggap memang itu paketannya.. justru dia terlihat sempurna sebagai manusia karena dia memiliki kelemahan-kelemahan itu..
uhhibuka filla wal lillah mas.....

bukankah kita hidup didunia ini bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai , tapi kita mencintai seorang yang tak sempurna dengan cara yang sempurna ….

Yang penting, aku menerimanya sepenuh hati. Semoga begitu juga yang ada dalam hatinya terhadap diriku.. ada masa dimana cinta ini mungkin akan meluntur di kemudian tahun, harapannya sih tidak, semoga cinta ini selalu terawat, hingga jadi berlebih sehingga kami harus membaginya ke kaum dhuafa, kepada manusia-manusia yang masih kegelapan dalam jalan hidupnya.

Ini sebuah mimpi besar, ekspektasi yang juga besar..

Ada kalanya ragu dan takut ini muncul,

Karena sadar diri ini lemah dan kurang adanya, tapi bermimpi melampaui jangkauan semestinya,

Semoga inilah rumah tangga da’wahku yang pertama dan tidak akan pernah berakhir hingga di syurga..
Pernikahan kami adalah kenangan terindah yang tak bisa ku lupakan. kesederhaan yang dia tawarkan , kehidupan yang penuh tantangan , kehidupan sebenarnya yang harus kami lalui di jalan Dakwah. Dijalan Dakwah kami menikah, dan dialah yang kupilih menjadi suamiku atas ijin Allah karena dia adalah penumbuh benih benih dakwah.

So for everybody who reads this, ketika anda-anda semua membaca tulisan ini lihatlah bahwa kami sangat bersyukur atas karunia pernikahan ini. Mungkin dimata kalian semua dia bukanlah siapa2 tapi dimataku dalam hatiku dia adalah sangat sangat luar biasa. Karena dia suamiku. Dialah Qowwamku……..
Suamiku….. jangan pernah berhenti mencintai istrimu yang manja ini…. Teruslah tuntun dan bimbing diriku tuk menjadi pengantin dan pendampingmu disyurga ……. Amin.
Suamiku… kuingin beranjak tua bersamamu … atas ijin Allah…..