Kamis, November 04, 2010

INGIN BERANI, MENIKAHLAH !!!!


Pernikahan merupakan wadah penggodokan yang mencetak pribadi -pribadi berani. seroang pemuda yang dimasa lajang sangat individual, kemudian ijab qobul yang membuatnya secara sadar memikul tanggung jawab bersama. keberanian suci itu tercipta dari komitmen terhadap amanah dunia akhirat.

sehingga sulit mengakui kedewasaan seseorang bila dia tidak berani berumah tangga. sebab pernikahan merupakan medan pembuktian kekuatan kepribadian. sebagaimana pernikahan pula yang menghadirkan loncatan keberanian suatu keputusan besar tentang memikul tanggung jawab, sikap koreksi diri, siap menerima resiko, dan pikiran untuk maju. nah, disinilah kematangan seseorang di tempa !

menjelang sampai kegerbang pernikahan beragam macam ketakutan menghantui. seolah olah ijab qabul merupakan pintumenuju jurang derita. tetapi satu satunya cara menghindari takut hanyalah dengan gagah perkasa menghadapi masalah. gigih berusaha menggapai yang terbaik dan selalu siap mental menerima resiko terburuk.

Loncatan keberanian sering melahirkan keajaiban demi keajaiban. hati yang lemah berubah gagah karena sang pemuja nan jelita senantiasa bangga dengan pengorbanan cinta sang arjuna. nyali tak pernah lagi ciut, sebab semangat terus dipompa oleh kebahagiaan di mahligai cinta.

Keberanian ajaib yang merupakan saripati kesadaran dan keikhlasan mendalam. cinta bukanlah menempuh jalan bertabur bunga, melainkan pematang yang penuh onak duri. berikutnya, cinta sejati yang menciptakan ledakan energi, yang lemah menjadi kuat, yang kurang terasa cukup dan yang biasa tampak istimewa.

Sesuai jaminan Allah , pernikahan suci membuat dua hamba menjadi kaya raya. kekayaan harta gampang dicaria. syaratnya cuma satu, yaitu kerja keras. lebih dari itu, kekayaan batinlah yang melimpah ruah dari sepasang insan yang saling mencintai karena Allah. itulah kekayaan yang tiada tergantikan oleh harta bergudang gudang. kekayaan abadi yang menyulap kegetiran sebagai ladang pahala yang membahagiakan sehingga suami sangat gembira sangat gembira saat bekerja keras memeras keringat. bahkan mengerjakan hal hal yang dipandang rendah dimata orang yang kurang bijak. pekerjaan remeh yang dulu ia malu melaksanakannya. sekarang malah mendatangkan kebanggaan karena hasilnya dinikmati dan disyukuri oleh keluarga tercinta.

Dahulunya ia tergolong lelaki pemalu, takut tantangan , dan kurang percaya diri. pernikahanlah yang membuatnya cinta tantangan, membuang malu yang tidak perlu, dan menikmati setiap ketegangan. sebab, lari dari masalah hanya menambah perih beban jiwa. ibarat jatuh tertimpa tangga. rugi dua kali, kegagalan dan ketakutan.

Suami tidak gentar menghadapi benturan diluar. Dia menjadi pria tegar yang dengan kepala tegak menghadapi cobaan dan senyuman ikhlas disetiap kesulitan. Dia tangguh menanggung sakit mencekam dan segala marabahaya.

Mengapa bisa sekuat sekarang ? sebab sekembalinya kerumah ia mendapati kedamai surgawi. Separah apapun kondisi,semuanya akan pulih oleh keikhlasan cinta. Rumahku syurgaku !

Suami pemula yang melangkah pasti menenteng belanjaan plus aroma amis ikan. Tanpa risih ataupun malu. Dahulu ? jangankan berdesakan belanja dipasar tradisional, dapur saja nyaris tak dikenal. Kelemahan masa lalu itu bisa diubah, apalagi kini hidupnya sudah ada tujuan.

Pada jiwanya tiada ruang bagi takut, gentar, cemas, gelisah dan sebagainya. Keberanian membuat seseorang menikmati lautan luka karena hati telah penuh oleh kesejukan dari bidadari yang tulus mencinta

Sebagai laki laki, suami membutuhkan penghargaan ekstra. Terutama dari istri yang bangga memiliki dirinya sehingga apa yang ia perjuangkan selalu bermakna, tidak pernah sia sia.

Seberat apapun resiko tampak kecil dimata pecinta. Paling besar resiko hidup hanyalah kematian dan semua orang pasti akan mati ! hanya cara dan kondisinya yang berbeda beda. Wafat dalam jatuh bangun perjuangan lebih terhormat daripada menghembuskan napas terakhir tanpa cinta istri. Tiada lebih memalukan bagi pria selain mati sebagai pengecut.

Loncatan keberanian menyulap gadis manja menjadi ibu yang tegar dan cekatan. Berani menepis rasa risih yang tidak beralasan. Kecuali malu kepada Allah jika lalai menjaga amanah rumah tangga

Istri menjadi berani bahkan ingin berulang kali melahirkan. Padahal semasa gadis ia sering tergidik ngeri mendengar angka kematian ibu hamil yang melonjak. Betapa kusut benaknya saat belia jika berpikir betapa rumitnya penataan rumah tangga. Setelah menjalani dengan tulus, tantangan malahan membuatnya semakin berani. Sesudah memainkan peran sebagai istri, ia justru menyesali mengapa tidak lebih segera mengambil keputusan berani ini !

Keberanian yang menyulap istri setangguh srikandi besi. Keberanian yang muncul dari keyakinan bahwa tiada pengorbanan terbuang percuma. Tiada yang sia sia disisi-Nya. Semua demi cinta bagi orang tercinta.

Keberanian tersebut kehadirannya tidak terdeteksi secara kasat mata, tetapi nyata. Efek positifnya bisa dirasakan dan enak dinikmati. Keberanian itu datang bukan secara bertahap /linear. Itulah keberanian hati (braveheart) yang meloncat bahkan meledak. Keberanian ajaib yang dianugerahkan Maha Pencinta bagi hamba-hamba-Nya.

Ternyata pernikahan bukan hanya perjanjian sehidup semati. Disana ada proses pembelajaran berkesinambungan. Materi materi kehidupan yang tiada pernah kering. Terutama dalam membina kepribadian unggulan.

Berani merupakan kosa kata dambaan sekaligus kebanggaan laki laki. Walaupun tidak sedikit pria telanjur menempuh cara keliru untuk merebut kata yang terkesan jantan tersebut. Pemberani yang mereka ekspresikan dengan wajah garang, tubuh seterek atau otot otot bertonjolan. Ada pula yang memilih hal-hal aneh dan berisiko besar. Lagi lagi demi menggondol kata Pemberani!

Akhirnya, rumah tanggalah yang mengajarkan keberanian dalam makna sejati. Keberanian itu menempa emosi yang stabil, kesabaran luar biasa menempuh gelombang kehidupan dan ketegaran yang tiada usai. Berani adalah mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan dan sebagainya. Tiada takut atau gentar saat mengemban tanggung jawab yang mulia.

INGIN BERANI ? MENIKAHLAH !

************

Bandung, in memoriam

Membina Syurga di mahligai cinta

Tidak ada komentar: