Kamis, September 11, 2008

Akhwat dan Bahaya Lisan


Bismillahirrahmanirrahim....
Akhir - akhir ini saya sering berpikir tentang titik jenuh seseorang dan kembalinya seseorang pada sebuah titik awal proses hidupnya. kadang bahkan seseorang akan kembali pada masa lalu dan bernostalgia dengan masa lalunya itu. lebih parah lagi ketika seseorang melakukan hal - hal jahiliyah yang seharusnya tidak lagi dilakukan (dan menjaga agar tidak dilakukan) mengingat sudah sekian lama proses proses tarbiyah yang dialaminya atau bahkan diberikanya pada orang lain. dan tulisan ini hanya ingin berbagi kegelisahan yang mungkin kita ingkari jawabannya.

*******

idealnya seorang akhwat paham akan etika etika dan bersahaja (Terlepas dari perbedaan karakter dasarnya yang mungkin kalem atau meledak ledak). karakter dasar yang telah tertarbiyah tetap akan menciptakan sebuah identitas khusus dari proses tarbiyah itu sendiri. karakter dasar yang telah tertarbiyah tentu akan lebih mapan dalam bertindak, berkata, tersenyum, bahkan ! dan kadang bahaya lisan itu masih bisa menjangkiti muslimah yang notabene telah tertarbiyah (apalagi yang belom !). entahlah mungkin ini belum bisa disebut fenomena tapi harus juga untuk bahan intropeksi ? (terutama buat saya)
Bahaya lisan adalah satu penyakit yang paling cantik dan menyenangkan dikalangan perempuan pada umumnya. dari mulai ngobrol, curhat sampai kadang tanpa sadar membeberkan aib aib saudara - saudara kita dan jadilah aib - aib itu sebagai rahasia umum walaupun kadang setiap orang tidak sadar sebagai penyebarnya karena telah merasa memakai kalimat penutup "jangan bilang siapa siapa lo ya..." nah loh ?
bila demikian apa bedanya muslimah yang telah tertarbiyah dengan perempuan perempuan lain ? bila yang seharusnya kita jaga dan kita lindungi dari bagian tubuh kita (bukankah muslim yang satu adalah bagian dari muslim yang lain ?) telah tercoreng dan menjadi sesuatu dan diperbincangkan oleh orang lain. tidakkah kita risih ?
ada lagi yang lain. dalam suatu kajian motivasi akhwat. hmmm... ternyata salah satu ketidakpedean muslimah itu saat berada di forum ikhwan-akhwat atau ketika ada didepan ikhwan. tapi saya tidak habis pikir, diantara perbincangan sehari hari seorang akhwat, dikost kostan akhwat, masih banyak juga perbincangan hangat dan mesra tentang ikhwan. (termasuk dikost an saya... hihihi) .siakhi ini beginilah, si akhi itu begitulah. yang lebih parah kalau ada hubungan struktural dalam aktivitas, atau kebetulan akrab dan sebenarnya merupakan keakraban yang wajar. eeee.. akhwat yang lain malah ngomporin dan sebagainya.alhasil, yang tadinya biasa aja, karena sering dikondisikan teman2 sekost jadi punya perasaan yang luar biasa. nah loh ????.....dari apa ? bukankah dari lisan juga ? bukankah tanpa sadar kita sering menjadi pemicu awal kemaksiatan saudari saudari kita ?

hmmm... selain perempuan saya juga ingin tulisan ini dibaca juga oleh para laki laki karena mungkin saja penyakit perempuan ini juga menjangkiti laki laki. hmmmmm.........

entah terlepas dari sepakat atau tidak sepakat yang jelas tulisan ini adalah sebuah kegelisahan yang coba saya ekspresikan. yang notabene bagian dari sitergugat... ceile...
hanya saja sepertinya setiap kita (laki laki dan perempuan, ikhwan-akhwat) harus selalu bertanya lagi dan terus bertanya tentang proses proses tarbiyah yang kita jalani , pencarian yang kita lakukan dan pengimplementasian apa yang kita dapatkan. bagaimana akhwat fillah ? bukankah kita harus terus intropeksi ?

hidup adalah rangkaian perjuangan dan rangkaian evaluasi dari perjuangan (intropeksi) jadi merugilah siapa yang telah berjalan tapi tidak pernah mereview kembali langkahnya.
Dalam hadist arbain nawasi menyebutkan kemudian Beliau bersabda : maukah aku beritahu sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu ? saya berkata : mau ya Rasulullah. maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda :" jagalah ini (dari perkataan kotor dan buruk) . saya berkata :" ya Nabi Allah apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan ? beliau bersabda : ah kamu ini, adakah yang menyebabkan seseorang terjungkel wajahnya dineraka atau sabda beliau : diatas hidungnya , selain buah yang diucapkan dari lisan - lisan mereka. dan akhirnya aku berlindung kepada Allah dari perkataan yang sia - sia dan menyakitkan....
Saudariku..... Rasulullah tidak pernah melihat seberapa pandai atau luasnya wawasan yang dimiliki seseorang , tapi Rasulullah melihat bagaimana ia dapat menyelesaikan tugas - tugas dakwah dengan baik begitu juga umur tarbiyah seseorang bukan jaminan ia dapat lebih sholeh / sholehah dari mereka yang baru terbiyah dalam hitungan bulan. mudah mudahan ini menjadi tadzkiroh buat kita semua.... terutama buat diri ini pribadi. amin

kaburo maqtan indallaha an taquuluu maa laa tafaluun

wallahu'alam bishowab

bandung, disudut sepi sisi ruang hati mencari jati diri dan perubahan sisi insani.....




Tidak ada komentar: