Suami yang menikahi kamu, tidaklah semulia Muhammad saw
tidaklah setqwa ibrahim, pun tidak setabah ayyub
ataupun segagah musa, apalagi setampan yusuf
justru suamimu hanyalah pria akhir zaman, yang punya cita - cita
membangun keturunan yang sholeh
Pernikahan atau perkawinan, mengajar kita kewajiban bersama
suami yang menjadi pelindung, kamu penghuninya
suami adalah nahkoda kapal, kamu navigatornya
suami bagaikan balita yang nakal kamu adalah penuntun kenakalannya
saat suami menjadi raja, kamu nikmati anggur singgasananya
seketika suami menjadi bisa, kamulah penawar obatnya
seandainya suami masinis yang lancang, sabarlah memperingatkannya
pernikahan ataupun perkawinan
mengajarkan kita perlunya iman dan takwa
untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah swt
karena memiliki suami yang tak segagah mana
justru kamu akan tersentak dari alpa
kamu bukanlah khadijah, yang begitu sempurna didalam menjaga
pun bukanlah hajar, yang begitu setia dalam sengsara
cuma wanita akhir zaman yang berusaha menjadi sholehah
tidaklah setqwa ibrahim, pun tidak setabah ayyub
ataupun segagah musa, apalagi setampan yusuf
justru suamimu hanyalah pria akhir zaman, yang punya cita - cita
membangun keturunan yang sholeh
Pernikahan atau perkawinan, mengajar kita kewajiban bersama
suami yang menjadi pelindung, kamu penghuninya
suami adalah nahkoda kapal, kamu navigatornya
suami bagaikan balita yang nakal kamu adalah penuntun kenakalannya
saat suami menjadi raja, kamu nikmati anggur singgasananya
seketika suami menjadi bisa, kamulah penawar obatnya
seandainya suami masinis yang lancang, sabarlah memperingatkannya
pernikahan ataupun perkawinan
mengajarkan kita perlunya iman dan takwa
untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah swt
karena memiliki suami yang tak segagah mana
justru kamu akan tersentak dari alpa
kamu bukanlah khadijah, yang begitu sempurna didalam menjaga
pun bukanlah hajar, yang begitu setia dalam sengsara
cuma wanita akhir zaman yang berusaha menjadi sholehah
Saudariku muslimah...
kini kita akan membahas sebab keempat yang mengantarkan kita kepada kehidupan yang diridhai di syurga Allah yang tinggi yaitu : muslimah yang taat kepada suaminya. taat kepada suami termasuk akhlak mulia yang merupakan penolong kehidupan seorang wanita muslimah, dan kebahagiaannya didunia dan akherat bertumpuh kepadanya. setiap suami muslim dalam lubuk hatinya ingin kalau dia mampu dari hatinya yang mendalam menjadikan kebahagiaan menyelimuti rumah tangganya dan kegembiraan mengiringi anggota keluarganya.
akan tetapi salah satu perkara yang bisa menghancurkan impian diatas, melenyapkan kebahagiaan tanpa bekas, mengubur kegembiraan tanpa bekas dan mendatangkan kesengsaraan adalah ketidak taatan istri kepada suaminya.
saudariku muslimah.....
sesungguhnya wanita yang berakal dan cerdik, bijaksana lagi cerdas dialah wanita yang mengetahui sumber datangnya perselisihan yang menyusup kedalam rumahnya sehingga ia segera menutupinya. dia memahami perkara yang memicu kemarahan suaminya sehingga dia segera mengikisnya. bisa jadi faktor dominan yang menjadi penyebab berbaliknya pernikahan dari kenikmatan menjadi adzab adalah perasaan dan tindakan istri yang seakan akan dia adalah musuh (saingan) bagi suaminya dan ketidak taatannya kepada suami dalam rangkat ketaatan kepada Allah ta'ala.
Sesungguhnya kadar ketaatan seorang wanita kepada suaminya, adalah tolok ukur keberhasilannyua dalam hidup berumah tangga, sejauh mana perasaan suami bahwa kita telah menunaikan haknya yang agung dan mulia sejauh itu pulalah ketinggian kedudukan kita disisinya dan menambah kecintaannya kepada kita, sebenarnya inilah yang didambakan wanita dari suaminya
Rasulullah telah mengajarkan kepada para mukminah bahwa jalan menuju syurga dimulai dengan ketaatan kepada suami sesudah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Saudariku muslimah....
renungkanlah hadist berikut, hadist yang diriwayatkan oleh Al-Hushain bin mihshan ra bahwa bibinya datang kepada Rasulullah karena suatu keperluan, setelah ia selesai dari keperluannya, Rasulullah bertanya :
" 'adza ti jauzi 'anti ? " apakah engkau bersuami ?'
ia menjawab :" ya"
Rasulullah berkata :" kaifa 'anti minhu ?" bagaimana dirimu terhadapnya ?"
bibi saya menjawab :" saya tidak melalaikannya kecuali yang saya tidak mampu."
maka Rasulullah bersabda :" Lihatlah dirimu daripadanya, karena itu dia adalah SYURGA atau NERAKAMU. " (Hr. Ahmad, Al-Hakim dan Ath - Thabrani)
ketaatan kepada suami sebagaimana yang sudah jelas dari hadits diatas, adalah salah satu penyebab masuknya kita kedalam syurga.
saudariku....
pernikahan adalah salah satu ikmat Allah yang diberikan kepada laki - laki dan perempuan dalam kadar yang sama, ia adalah wujud kecintaan, kasih sayang, itsar (mementingkan pasangan hidup) dan saling memberi dan menerima. hal ini helas tergambar dalam firman Allah yang artinya :" dan diantara tanda tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan istri - istri dari jenismu supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan Allah menjadikannya diantara kamu rasa kasih dan sayang. sesungguhnya pada yang demikian itu benar - benar terdapat tanda - tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar-rum ; 21)
demi menjaga kelanggengan kasih sayang dan hubungan baik antara suami istri, maka Allah meletakan hak masing - masing atas pasangannya. firman Allah : " dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ,a'ruf, akan tetapi para suami mempunyai satu tingkat kelebihan dari istrinya." (al-baqarah;228)
saudariku.....
kita mempunyai hak - hak atas suami yang tidak sedikit yang wajib diberikan kepada kita bahkan dianggap maksiat dan berdosa disisi Allah jika suami tidak melaksanakan hak-hak kita.
akan tetapi kita sekarang sedang membahas salah satu hak suami atas istri, dengan memenuhi hak ini istri masuk syurga Rabbnya dan berbahagia dunia dan akherat. hak tersebut adalah hendaknya seorang muslimah menjadi istri yang patuh kepada suaminya dengan menunaikan hak - haknya. maka suami tidak mendengar kecuali pembicaraan yang baik, dia tidak mencium dari kita kecuali bau yang sedap, dia tidak melihatnya kecuali yang membahagiakannya dan dia tidak mendapatkannya kecuali kita senantiasa mengikuti keinginan - keinginan dan kebutuhannya , singkatnya semua itu dalam bingkai, tidak ada ketaatan bagi makhluk dalam bermaksiat kepada Khalik.
saudariku muslimah....................
sesungguhnya istri yang patuh kepada suaminya, dia bisa menjadikan suaminya merasa bahwa dia adalah segalanya bagi istrinya dan dia juga merasa bahwa istrinya selalu membutuhkannya seperti kebutuhannya kepada makan dan minum.
sesungguhnya istri yang tunduk kepada suaminya, dia memahami hak suami sehingga dia tidak memerlukan peringatan dan penjelasan tentang hak itu.
sesungguhnya istri yang taat kepada suaminya dia mengetahui bahwa suaminya bisa salah sebab dia bukan ma'shum, akan tetapi istri dengan kejeliannya dan pemikiran luasnya, dia mengetahui bagaimana menjaga ketaatan kepada suaminya dan bagaimana mengatasi problema yang mengancam rumah tangganya.
sesungguhnya istri yang taat kepada suaminya, dia dapat memilih waktu yang tepat dan cara yang sesuai untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan suaminya
sesungguhnya istri yang patuh kepada suaminya, dia senantiasa berlapang dada kepada suaminya dan berusaha melupakan sebagian besar sisi negatif yang ada pada diri suaminya asalkan tidak sampai kepada batas kekhawatiran dan kecemasan.
sesungguhnya istri yang tunduk kepada suaminya, dia mengetahui bahwa suaminya menikahinya karena memang dia mencintai dirinya dan berusaha untuk membahagiakannya. oleh sebab itu, meski pun terjadi perbedaan pendapat dia tidak mengabaikan bahwa suaminya menikahinya karena membutuhkannya.
sesungguhnya istri yang taat kepada suaminya dia berusaha sebatas kemampuannya untuk memenuhi perkara - perkara yang disukai oleh suaminya meskipun dia membenci sebagian darinya sebagai wujud kecintaannya kepada suami.
sesungguhnya istri yang taat kepada suaminya, dia selalu mengoreksi dan bertanya kepada dirinya sendiri sesudah terjadi nya perbedaan atau perselisihan " apa yang menyebabkan suami kita melontarkan ucapan seperti itu atau melakukan perbuatan seperti itu ? "apa yang telah kita lakukan sehingga perkaranya bisa jadi begini ?
sesungguhnya istri yang patuh kepada suaminya, disini dia berusa mencari aib- aib nya dan menyingkap kesalahan nya sebelum ditunjukkan oleh suaminya. sesudah merenung sejenak bersama diri sendiri, kita kembali bertanya kepada diri kita sendiri :" bukankah lebih baik diam dan mengawali suami dengan pembicaraan yang baik sekarng ?" bukankah lebih berbicara kepadanya dengan cara begini ?"
beginilah istri yang taat kepada suaminya . bergaul dengan suaminya, sang pembimbing hidupnya seakan - akan dia tidak bisa lepas darinya dalam situasi dan kondisi apapun asalkan tidak dalam bermaksiat kepada Allah....
Bersambung...........
kini kita akan membahas sebab keempat yang mengantarkan kita kepada kehidupan yang diridhai di syurga Allah yang tinggi yaitu : muslimah yang taat kepada suaminya. taat kepada suami termasuk akhlak mulia yang merupakan penolong kehidupan seorang wanita muslimah, dan kebahagiaannya didunia dan akherat bertumpuh kepadanya. setiap suami muslim dalam lubuk hatinya ingin kalau dia mampu dari hatinya yang mendalam menjadikan kebahagiaan menyelimuti rumah tangganya dan kegembiraan mengiringi anggota keluarganya.
akan tetapi salah satu perkara yang bisa menghancurkan impian diatas, melenyapkan kebahagiaan tanpa bekas, mengubur kegembiraan tanpa bekas dan mendatangkan kesengsaraan adalah ketidak taatan istri kepada suaminya.
saudariku muslimah.....
sesungguhnya wanita yang berakal dan cerdik, bijaksana lagi cerdas dialah wanita yang mengetahui sumber datangnya perselisihan yang menyusup kedalam rumahnya sehingga ia segera menutupinya. dia memahami perkara yang memicu kemarahan suaminya sehingga dia segera mengikisnya. bisa jadi faktor dominan yang menjadi penyebab berbaliknya pernikahan dari kenikmatan menjadi adzab adalah perasaan dan tindakan istri yang seakan akan dia adalah musuh (saingan) bagi suaminya dan ketidak taatannya kepada suami dalam rangkat ketaatan kepada Allah ta'ala.
Sesungguhnya kadar ketaatan seorang wanita kepada suaminya, adalah tolok ukur keberhasilannyua dalam hidup berumah tangga, sejauh mana perasaan suami bahwa kita telah menunaikan haknya yang agung dan mulia sejauh itu pulalah ketinggian kedudukan kita disisinya dan menambah kecintaannya kepada kita, sebenarnya inilah yang didambakan wanita dari suaminya
Rasulullah telah mengajarkan kepada para mukminah bahwa jalan menuju syurga dimulai dengan ketaatan kepada suami sesudah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Saudariku muslimah....
renungkanlah hadist berikut, hadist yang diriwayatkan oleh Al-Hushain bin mihshan ra bahwa bibinya datang kepada Rasulullah karena suatu keperluan, setelah ia selesai dari keperluannya, Rasulullah bertanya :
" 'adza ti jauzi 'anti ? " apakah engkau bersuami ?'
ia menjawab :" ya"
Rasulullah berkata :" kaifa 'anti minhu ?" bagaimana dirimu terhadapnya ?"
bibi saya menjawab :" saya tidak melalaikannya kecuali yang saya tidak mampu."
maka Rasulullah bersabda :" Lihatlah dirimu daripadanya, karena itu dia adalah SYURGA atau NERAKAMU. " (Hr. Ahmad, Al-Hakim dan Ath - Thabrani)
ketaatan kepada suami sebagaimana yang sudah jelas dari hadits diatas, adalah salah satu penyebab masuknya kita kedalam syurga.
saudariku....
pernikahan adalah salah satu ikmat Allah yang diberikan kepada laki - laki dan perempuan dalam kadar yang sama, ia adalah wujud kecintaan, kasih sayang, itsar (mementingkan pasangan hidup) dan saling memberi dan menerima. hal ini helas tergambar dalam firman Allah yang artinya :" dan diantara tanda tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan istri - istri dari jenismu supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan Allah menjadikannya diantara kamu rasa kasih dan sayang. sesungguhnya pada yang demikian itu benar - benar terdapat tanda - tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar-rum ; 21)
demi menjaga kelanggengan kasih sayang dan hubungan baik antara suami istri, maka Allah meletakan hak masing - masing atas pasangannya. firman Allah : " dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ,a'ruf, akan tetapi para suami mempunyai satu tingkat kelebihan dari istrinya." (al-baqarah;228)
saudariku.....
kita mempunyai hak - hak atas suami yang tidak sedikit yang wajib diberikan kepada kita bahkan dianggap maksiat dan berdosa disisi Allah jika suami tidak melaksanakan hak-hak kita.
akan tetapi kita sekarang sedang membahas salah satu hak suami atas istri, dengan memenuhi hak ini istri masuk syurga Rabbnya dan berbahagia dunia dan akherat. hak tersebut adalah hendaknya seorang muslimah menjadi istri yang patuh kepada suaminya dengan menunaikan hak - haknya. maka suami tidak mendengar kecuali pembicaraan yang baik, dia tidak mencium dari kita kecuali bau yang sedap, dia tidak melihatnya kecuali yang membahagiakannya dan dia tidak mendapatkannya kecuali kita senantiasa mengikuti keinginan - keinginan dan kebutuhannya , singkatnya semua itu dalam bingkai, tidak ada ketaatan bagi makhluk dalam bermaksiat kepada Khalik.
saudariku muslimah....................
sesungguhnya istri yang patuh kepada suaminya, dia bisa menjadikan suaminya merasa bahwa dia adalah segalanya bagi istrinya dan dia juga merasa bahwa istrinya selalu membutuhkannya seperti kebutuhannya kepada makan dan minum.
sesungguhnya istri yang tunduk kepada suaminya, dia memahami hak suami sehingga dia tidak memerlukan peringatan dan penjelasan tentang hak itu.
sesungguhnya istri yang taat kepada suaminya dia mengetahui bahwa suaminya bisa salah sebab dia bukan ma'shum, akan tetapi istri dengan kejeliannya dan pemikiran luasnya, dia mengetahui bagaimana menjaga ketaatan kepada suaminya dan bagaimana mengatasi problema yang mengancam rumah tangganya.
sesungguhnya istri yang taat kepada suaminya, dia dapat memilih waktu yang tepat dan cara yang sesuai untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan suaminya
sesungguhnya istri yang patuh kepada suaminya, dia senantiasa berlapang dada kepada suaminya dan berusaha melupakan sebagian besar sisi negatif yang ada pada diri suaminya asalkan tidak sampai kepada batas kekhawatiran dan kecemasan.
sesungguhnya istri yang tunduk kepada suaminya, dia mengetahui bahwa suaminya menikahinya karena memang dia mencintai dirinya dan berusaha untuk membahagiakannya. oleh sebab itu, meski pun terjadi perbedaan pendapat dia tidak mengabaikan bahwa suaminya menikahinya karena membutuhkannya.
sesungguhnya istri yang taat kepada suaminya dia berusaha sebatas kemampuannya untuk memenuhi perkara - perkara yang disukai oleh suaminya meskipun dia membenci sebagian darinya sebagai wujud kecintaannya kepada suami.
sesungguhnya istri yang taat kepada suaminya, dia selalu mengoreksi dan bertanya kepada dirinya sendiri sesudah terjadi nya perbedaan atau perselisihan " apa yang menyebabkan suami kita melontarkan ucapan seperti itu atau melakukan perbuatan seperti itu ? "apa yang telah kita lakukan sehingga perkaranya bisa jadi begini ?
sesungguhnya istri yang patuh kepada suaminya, disini dia berusa mencari aib- aib nya dan menyingkap kesalahan nya sebelum ditunjukkan oleh suaminya. sesudah merenung sejenak bersama diri sendiri, kita kembali bertanya kepada diri kita sendiri :" bukankah lebih baik diam dan mengawali suami dengan pembicaraan yang baik sekarng ?" bukankah lebih berbicara kepadanya dengan cara begini ?"
beginilah istri yang taat kepada suaminya . bergaul dengan suaminya, sang pembimbing hidupnya seakan - akan dia tidak bisa lepas darinya dalam situasi dan kondisi apapun asalkan tidak dalam bermaksiat kepada Allah....
Bersambung...........
2 komentar:
Assalamualaikum. Wr. Wb
Saya memilki seorang istri yang belakangan ini telah meninggalkan rumah disaat saya sedang bekerja dikantor. sebab jelasnya dia pergi saya tidak tahu pasti karena yang ada pada waktu pagi hari saya ada menegur dia atas kesalahannya. Sekarang istri saya berada pada orang tuanya jarak antara kami sekrang antar provinsi.
Yang ingin saya tanyakan apakah istri saya berdosa kepada suami nya atas sikap yang dia lakukan ??? dan bagaimana sikap saya terhadap keadaan sekarang ini ???
atas Jawabannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalam
wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakaatuh.....
sebelum bertindak coba cari tahu dulu apa yang menjadi penyebab atas perginya istri antum dari rumah. jika sudah tau penyebabnya insya Allah baru kita tau apa tindakan kita kepada sang istri. tapi setau saya yang dhoif ini... jika telah terjadi perselisihan antara suami istri didalam islam telah diajarkan cara tuk menasehati sang istri (terutama bagi istri yang membangkang dan tidak thoat pada suami selama suami memerintahkan pada kebaikan). ada tahapan tahapannya.
seorang istri yang meninggalkan rumah suami tanpa sebab yang jelas apalagi bila sang suami tidak memerintahkan tuk berlaku dosa maka berdosalah sang istri. kecuali bila sang istri menolak atau menghindar dari suami karena sang suami memerintahkannya tuk melakukan suatu perbuatan dosa maka sang istri tidak berdosa.
sikapilah dengan hati yang jernih. coba tanyakan sebab mengapa sang istri meninggalkan rumah. nasehatilah sang istri dengan cara yang baik. insya Allah semoga Allah memberikan jalan keluar yang terbaik buat kalian.
Posting Komentar