Dalam sebuah diskusi panel terbatas yang menyertai bedah Buku Mars and Venus Together Forever karya John Gray,Ph.D, banyak berbicara persoalan komunikasi dalam keluarga. ketika muncul pertanyaan : sudahkah kalian (para suami) terbiasa mengucapkan kata cinta di hadapan istri ? jawaban hampir sebagian besar peserta adalah belum, untuk tidak mengatakan tidak. hmmm.... mereka menyatakan bahwa terlalu berat mengungkapkan kata " CINTA" pada istri istri mereka...... (hmm.... kenapa ya......)
"Kita harus membiasakan. sebab, istri kita sangat perhatian pada proses komunikasi," Kata seorang ustadz. Memang, kebanyakan orang membangun hubungan suami-istri lebih banyak bersikap mekanik. teman saya lalu angkat bicara," Tidak sekedar terbiasa mengungkapkan kata cinta, tetapi juga pandai melempar humor humor segar." ..... hmmm... saya berpikir... humor - humor segar ? sangat jarang.... karena mereka terbelenggu oleh rutininas kerja.... hummmm.....
Humor ? ya, humor. mengungkapkan cinta jelas kita perlukan, tetapi menghiasi rasa cinta dan sayang kita pada istri dengan humor humor segar akan menciptakan suasana rumah tangga kita lebih teduh. seringkali persoalan ini terabaikan, sebagaimana terabaikannya ekspresi untuk mengungkapkan cinta pada suami atau istri kita. bukankah tabiat jiwa selalu ingin istirahat dari kepenatan - kepenatan. berhenti sejenak, menurut Ustadz Abu Ridha, dan salah satu yang dapat dilakukan pasangan suami istri adalah melempar humor humor renyah.... ups.. asal jangan saling lempar piring .... :)
Kehidupan keluarga, yang tidak mungkin absen dari masalah, menghajatkan kita untuk menghiasinya dengan sedikit jeda berupa gurauan segar. dalam batas - batas tertentu gurauan atau humor merupakan harapan - harapan emosional. tekanan tekanan hidup yang tidak diberi ruang jeda untuk beristirahat sejenak, akan menimbulkan beban berkepanjangan. yang akan berakibat lebih fatal pada kemudian hari.... (halah halah asa udah berumahtangga euy... hihihihi...)
saya jadi teringat pesan Ali ra :" sesungguhnya hati itu bisa bosan sebagaimana badan pun bisa bosan (letih), maka carikanlah untuknya hiburan yang mengandung hikmah." lebih lanjut Ali menambahkan ," senangkanlah hati sebentar, sebentar, karena hati itu kalau dipaksa bisa menjadi buta." hmmmmm
Dr. Yusuf Qaradhawi pernah memaparkan kehidupan sekilas Rasulullah bersama keluarga dalam Hadyu Islam fatawi Mu'ashirah. Apabila berada dirumah, beliau suka bersenda gurau dengan istri - istri beliau, serta mendengarkan mereka bercerita. ada banyak kisah - kisah menarik tentang kebiasaan humor Rasulullah saw. salah satunya coba saya copasin ya..... :D .....
Aisyah bercerita , Rasulullah saw dan Saudah binti Zum'ah berada disisiku, lalu aku buatkan harirah (tepung yang dimasak dengan susu atau lemak) dan aku hidangkan untuk beliau. lalu aku hidangkan untuk Saudah," Makanlah !"
"Aku tidak suka," kata saudah, menolak
"kau harus makan atau aku lumurkan ke mukamu!"
"aku benar-benar tidak suka." lagi lagi saudah menolak tawaranku. Lalu , aku mengambil sedikit kue dari pinggan, lantas kuoleskan kemukanya. saat itu, Rasulullah saw merendahkan kedua lututnya kepada Saudah agar ia dapat mendekat kepadaku. setelah itu (dengan cepat), Saudah mengambil kue dari pinggan dan mengoleskannya ke mukaku. melihat semua itu Rasulullah hanya tertawa.
Subhanallah... kita tengah memotret sepotong kehidupan seorang suami yang kita jadikan uswah, ternyata menghiasi rumah tangganya dengan gurau - gurau yang segar yang meneduhkan jiwa para penghuninya. Lelaki itu menjadikan rumahnya tidak sekedar tempat berteduh fisiknya, tetapi sekaligus menciptakan ruang peristirahatan bagi kelelahan jiwanya, setelah (mungkin) seharian penuh memikirkan pekerjaannya : memikirkan umatnya.
Dari fragmen kehidupan Rasulullah dan kisah sehari hari yang sering saya temui dalam kehidupan berkeluara, saya berpikir bahwa senda gurai dalam rumah tangga ternyata diperlukan. ia menjadi terminal tempat kita mengistirahatkan pikiran kita dari kepenatan hidup.....
Ada beberapa suami yang mengelola kehidupan rumah tangganya dengan menegasikan humor - humor segar. Ia tidak terbiasa untuk mengekspresikan kalimat cinta kepada sang istri , apalagi membangun humor. yang ada adalah keseriusan bersanding dengan ketegangan. yang dibiasakan adalah kalimat2 imperatif kepada sang istri. mereka memecahkan persoalan hidup dengan dahi berkerut kerut. akibatnya ketegangan-ketegangan tersebut melahirkan potongan jiwa yang sensitif, menutup pertimbangan rasional dan sentuhan sentuhan kemanusiaan. Begitukah Rasulullah menakhkodai rumah tangganya ? sampai saat ini saya tidak menemukan itu.... hmmm
saya sedikit cuplikan cerita dan obrolan seorang aktivis dan penulis.. beliau bercerita ........ (dalam versi cerita tapi nyata lo..... hmmmm)
Suatu saat teman saya memanggil istrinya : " dinda , coba sini !" (duh mesra nya jadi iri... hihihihi )
"ada apa, kanda ? tanyanya balik ...... (halah.. tambah iri nih.... :( ) lalu aku (sang suami) dekatkan wajahku ketelinganya dan aku bisikkan :" Aku mencintaimu..." (huaaa... ga ku ku..... jadi pengen ... hihihi) ada rasa sedih menyelimuti hati ketika mendengar ceritanya .... so sweet bangettt........saya kapan ya... :D
terus sang suami kembali ke posisi semula. sang suami memandangi wajah sang istri yang memerah . matanya berkedip seperti boneka, diikuti oleh bibirnya yang dimanyunkan... halah.. halah....
"Huh, bohong !" (hmm... aku tau dia tidak mengatakan itu sebagai kesungguhan , tetapi sekedar ekspresi bahagia dan bermanja, atau minta penegasan ulang, saya tahu, tetapi saya ingin situasi lain... hihihihi ) lalu dengan tersenyum saya katakan padanya.
"Lho, kok kamu tau ?" istrinya terbelalak. dan mereka tertawa bersama........(ikut dunk ketawanya....:D)
sebagai seorang suami, yang ingin terus belajar, kami merasa teramat bahagia ketika istrinya bisa mengekspresikan kebahagiaan secara lepas. tanpa tekanan sama sekali. secara terus terang kami katakan kepada istri bahwa saya berharap keluarga kami menjadi keluarga periang dan tidak penuh dengan ketegangan emosi yang kami ciptakan sendiri. sebab, kami menyakini bahwa ia sangat bermanfaat bagi hubungan hubungan kami berikutnya, termasuk juga bagi janin yang sedang dikandung istri saya, ibu dari anak-anakku kelak. ungkap beliau.
nah.. ini kisah lain lagi tapi masih tentang keluarga sang aktivis dan penulis diatas.... hmmm .. masih mau nyimakkan.... :D
suatu hari secara iseng kami berbincang bincang persoalan poligami. pembicaraan yang tidak terlalu menarik bagi kebanyakan wanita. dengan perseloroh saya memancing istri saya. " bagaimana ?"
"Boleh. Saya mengizinkan kanda menikah lagi." jawabnya ....
saya sedikit kaget, " tapi, ada syaratnya, : katanya , menambahkan... (halah..halah pake syarat toh... hihihi)
"apa ?"
" Mudah. syaratnya kanda harus memenuhi 3 (tiga) L." saya dibuatnya bertanya tanya . apa yang dimaksud istri saya.
" L yang pertama, calon istri harus (L)ebih muda dari saya. " dengan bercanda saya katakan, Wah memenuhi harapan dan nafsu....
"L yang kedua, ida harus (L)ebih cantik dari saya." syarat yang menyenangkan. kata saya." Lalu ,. yang ketiga ?"
"L yang ketiga," istri saya berhenti. menghela nafas sejenak, lalu berkata : " (L)angkahi dulu mayatku!" saya tertawa dan saya perhatikan istri saya menyunggingkan senyum. (sama atuh saya juga ketawa .. hihihi.. lutcu .. lutcu.... tapi hmm.. sebegitu menakutkan kah poligami itu bagi kaum hawa..... hummmm.....)
hmm... jadi teringat kata kata Abu Darda' Radhiyallahu 'anhu " Sesungguhnya aku mengharmoniskan hatiku dengan sedikit hiburan agar ia lebih kuat terhadap kebenaran." mudah mudahan
jadi.. hayo para suami jangan takut lagi tuk mengucapkan "AKU MENCINTAIMU " kepada istri-istri dan kelola canda yang menyegarkan rumah tangga kaliannn... hayo hayo... semangaaattt... buat istri selalu tersenyum asal jangan senyum senyum sendiri.....apalagi sampai ketawa sendiri .... hihihihi .....
"Kita harus membiasakan. sebab, istri kita sangat perhatian pada proses komunikasi," Kata seorang ustadz. Memang, kebanyakan orang membangun hubungan suami-istri lebih banyak bersikap mekanik. teman saya lalu angkat bicara," Tidak sekedar terbiasa mengungkapkan kata cinta, tetapi juga pandai melempar humor humor segar." ..... hmmm... saya berpikir... humor - humor segar ? sangat jarang.... karena mereka terbelenggu oleh rutininas kerja.... hummmm.....
Humor ? ya, humor. mengungkapkan cinta jelas kita perlukan, tetapi menghiasi rasa cinta dan sayang kita pada istri dengan humor humor segar akan menciptakan suasana rumah tangga kita lebih teduh. seringkali persoalan ini terabaikan, sebagaimana terabaikannya ekspresi untuk mengungkapkan cinta pada suami atau istri kita. bukankah tabiat jiwa selalu ingin istirahat dari kepenatan - kepenatan. berhenti sejenak, menurut Ustadz Abu Ridha, dan salah satu yang dapat dilakukan pasangan suami istri adalah melempar humor humor renyah.... ups.. asal jangan saling lempar piring .... :)
Kehidupan keluarga, yang tidak mungkin absen dari masalah, menghajatkan kita untuk menghiasinya dengan sedikit jeda berupa gurauan segar. dalam batas - batas tertentu gurauan atau humor merupakan harapan - harapan emosional. tekanan tekanan hidup yang tidak diberi ruang jeda untuk beristirahat sejenak, akan menimbulkan beban berkepanjangan. yang akan berakibat lebih fatal pada kemudian hari.... (halah halah asa udah berumahtangga euy... hihihihi...)
saya jadi teringat pesan Ali ra :" sesungguhnya hati itu bisa bosan sebagaimana badan pun bisa bosan (letih), maka carikanlah untuknya hiburan yang mengandung hikmah." lebih lanjut Ali menambahkan ," senangkanlah hati sebentar, sebentar, karena hati itu kalau dipaksa bisa menjadi buta." hmmmmm
Dr. Yusuf Qaradhawi pernah memaparkan kehidupan sekilas Rasulullah bersama keluarga dalam Hadyu Islam fatawi Mu'ashirah. Apabila berada dirumah, beliau suka bersenda gurau dengan istri - istri beliau, serta mendengarkan mereka bercerita. ada banyak kisah - kisah menarik tentang kebiasaan humor Rasulullah saw. salah satunya coba saya copasin ya..... :D .....
Aisyah bercerita , Rasulullah saw dan Saudah binti Zum'ah berada disisiku, lalu aku buatkan harirah (tepung yang dimasak dengan susu atau lemak) dan aku hidangkan untuk beliau. lalu aku hidangkan untuk Saudah," Makanlah !"
"Aku tidak suka," kata saudah, menolak
"kau harus makan atau aku lumurkan ke mukamu!"
"aku benar-benar tidak suka." lagi lagi saudah menolak tawaranku. Lalu , aku mengambil sedikit kue dari pinggan, lantas kuoleskan kemukanya. saat itu, Rasulullah saw merendahkan kedua lututnya kepada Saudah agar ia dapat mendekat kepadaku. setelah itu (dengan cepat), Saudah mengambil kue dari pinggan dan mengoleskannya ke mukaku. melihat semua itu Rasulullah hanya tertawa.
Subhanallah... kita tengah memotret sepotong kehidupan seorang suami yang kita jadikan uswah, ternyata menghiasi rumah tangganya dengan gurau - gurau yang segar yang meneduhkan jiwa para penghuninya. Lelaki itu menjadikan rumahnya tidak sekedar tempat berteduh fisiknya, tetapi sekaligus menciptakan ruang peristirahatan bagi kelelahan jiwanya, setelah (mungkin) seharian penuh memikirkan pekerjaannya : memikirkan umatnya.
Dari fragmen kehidupan Rasulullah dan kisah sehari hari yang sering saya temui dalam kehidupan berkeluara, saya berpikir bahwa senda gurai dalam rumah tangga ternyata diperlukan. ia menjadi terminal tempat kita mengistirahatkan pikiran kita dari kepenatan hidup.....
Ada beberapa suami yang mengelola kehidupan rumah tangganya dengan menegasikan humor - humor segar. Ia tidak terbiasa untuk mengekspresikan kalimat cinta kepada sang istri , apalagi membangun humor. yang ada adalah keseriusan bersanding dengan ketegangan. yang dibiasakan adalah kalimat2 imperatif kepada sang istri. mereka memecahkan persoalan hidup dengan dahi berkerut kerut. akibatnya ketegangan-ketegangan tersebut melahirkan potongan jiwa yang sensitif, menutup pertimbangan rasional dan sentuhan sentuhan kemanusiaan. Begitukah Rasulullah menakhkodai rumah tangganya ? sampai saat ini saya tidak menemukan itu.... hmmm
saya sedikit cuplikan cerita dan obrolan seorang aktivis dan penulis.. beliau bercerita ........ (dalam versi cerita tapi nyata lo..... hmmmm)
Suatu saat teman saya memanggil istrinya : " dinda , coba sini !" (duh mesra nya jadi iri... hihihihi )
"ada apa, kanda ? tanyanya balik ...... (halah.. tambah iri nih.... :( ) lalu aku (sang suami) dekatkan wajahku ketelinganya dan aku bisikkan :" Aku mencintaimu..." (huaaa... ga ku ku..... jadi pengen ... hihihi) ada rasa sedih menyelimuti hati ketika mendengar ceritanya .... so sweet bangettt........saya kapan ya... :D
terus sang suami kembali ke posisi semula. sang suami memandangi wajah sang istri yang memerah . matanya berkedip seperti boneka, diikuti oleh bibirnya yang dimanyunkan... halah.. halah....
"Huh, bohong !" (hmm... aku tau dia tidak mengatakan itu sebagai kesungguhan , tetapi sekedar ekspresi bahagia dan bermanja, atau minta penegasan ulang, saya tahu, tetapi saya ingin situasi lain... hihihihi ) lalu dengan tersenyum saya katakan padanya.
"Lho, kok kamu tau ?" istrinya terbelalak. dan mereka tertawa bersama........(ikut dunk ketawanya....:D)
sebagai seorang suami, yang ingin terus belajar, kami merasa teramat bahagia ketika istrinya bisa mengekspresikan kebahagiaan secara lepas. tanpa tekanan sama sekali. secara terus terang kami katakan kepada istri bahwa saya berharap keluarga kami menjadi keluarga periang dan tidak penuh dengan ketegangan emosi yang kami ciptakan sendiri. sebab, kami menyakini bahwa ia sangat bermanfaat bagi hubungan hubungan kami berikutnya, termasuk juga bagi janin yang sedang dikandung istri saya, ibu dari anak-anakku kelak. ungkap beliau.
nah.. ini kisah lain lagi tapi masih tentang keluarga sang aktivis dan penulis diatas.... hmmm .. masih mau nyimakkan.... :D
suatu hari secara iseng kami berbincang bincang persoalan poligami. pembicaraan yang tidak terlalu menarik bagi kebanyakan wanita. dengan perseloroh saya memancing istri saya. " bagaimana ?"
"Boleh. Saya mengizinkan kanda menikah lagi." jawabnya ....
saya sedikit kaget, " tapi, ada syaratnya, : katanya , menambahkan... (halah..halah pake syarat toh... hihihi)
"apa ?"
" Mudah. syaratnya kanda harus memenuhi 3 (tiga) L." saya dibuatnya bertanya tanya . apa yang dimaksud istri saya.
" L yang pertama, calon istri harus (L)ebih muda dari saya. " dengan bercanda saya katakan, Wah memenuhi harapan dan nafsu....
"L yang kedua, ida harus (L)ebih cantik dari saya." syarat yang menyenangkan. kata saya." Lalu ,. yang ketiga ?"
"L yang ketiga," istri saya berhenti. menghela nafas sejenak, lalu berkata : " (L)angkahi dulu mayatku!" saya tertawa dan saya perhatikan istri saya menyunggingkan senyum. (sama atuh saya juga ketawa .. hihihi.. lutcu .. lutcu.... tapi hmm.. sebegitu menakutkan kah poligami itu bagi kaum hawa..... hummmm.....)
hmm... jadi teringat kata kata Abu Darda' Radhiyallahu 'anhu " Sesungguhnya aku mengharmoniskan hatiku dengan sedikit hiburan agar ia lebih kuat terhadap kebenaran." mudah mudahan
jadi.. hayo para suami jangan takut lagi tuk mengucapkan "AKU MENCINTAIMU " kepada istri-istri dan kelola canda yang menyegarkan rumah tangga kaliannn... hayo hayo... semangaaattt... buat istri selalu tersenyum asal jangan senyum senyum sendiri.....apalagi sampai ketawa sendiri .... hihihihi .....
1 komentar:
klo belum jadi suami, trus becandanya sama siapa?? (antum) he
btw, benull juga tuh kadang ketika ta'aruf dan setelah zawaj biasanya akan nampak perbedaan yg mencolok akan sikap dan prilaku suami trhadap istrinya, katanya orang seeeeh
by: butt_ikhwah
Posting Komentar