Saudari ku ……. ijinkanlah saudaramu yang dhaif ini untuk mengutip sedikit nasihat yang ku ambil dari seorang hamba Allah yang telah menikahkan suaminya dengan saudarinya. Nasehat – nasehat ini termaktub dalam sebuah buku yang ditulis oleh suaminya yaitu yang berjudul “ ISTRIKU MENIKAHKANKU “ Karangan As Sayyid bin Abdul Aziz As sa’dani. Adapun nasehat-nasehat itu adalah :
I. Nasehat untuk istri pertama
1. Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah. Ketahuilah bahwasannya ta’addud adalah hukum syar’i yang perintahnya datang dari Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui yang tersebunyi. Tidak boleh menjadikannya untuk perkara yang diperdebatkan. Akan tetapi, wajib mengimani kebenarannya serta menyakini kecocokannya untuk manusia karena Allah Swt tidak mensyariatkan untuk hamba-Nya, melainkan apa yang mendatangkan kebahagiaan bagi mereka di dunia dan akherat.
2. Ketahuilah bahwasannya keridhaanmu terhadap suamimu yang berta-addud adalah perkara yang agung. Hal tersebut menunjukkan ketakwaan dan agamamu karena ia adalah syariat dari Rabbul ‘Alamin dan merupakan ketaatan terhadap Allah dan Rasul-Nya, “ Dan taatilah Allah dan Rasul, mudah-mudahan kalian dirahmati. “ (ali Imran ; 132).
3. Perbaikilah aib-aibmu yang diingatkan oleh suamimu. Jika aib – aib tidak kamu perbaiki, maka tidak akan ada kebaikan dan kedamaian. Jika aib-aibmu habis serta berhenti, maka bersyukurlah kepada Allah atas hal itu.
4. Waspadailah syiar – syiar yang menipu dari musuh – musuh Islam (suami telah merusak kemuliaanmu, suami telah melukai perasaanmu atau tidak setia padamu). Ini adalah buatan musuh-musuh Islam yang dengki terhadap agama Islam. Islam memuliakan wanita, tidak menghinakannya. Bahkan, menjadikan untuknya tempat yang tinggi. Undang – undang ta’addud menjaga wanita dari perbuatan kotor dan menjaga hak serta kemuliaannya.
5. Jauhilah meminta talak (cerai) dari suamimu karena ia berta’addud karena ta’addud disyariatkan, dan kebenaran ada bersama suami secara syar’i. Tidak halal bagimu melakukan itu. Siapa saja dari wanita yang meminta talak dari suaminya dengan tanpa sebab (syar’i) , maka haram atasnya bau surga.
6. Janganlah berlebihan dalam mencemburi karena itu adalah kunci perceraian. Janganlah banyak berkeluh kesah serta menampakkan kekesalan karena akan mewariskan kebencian.
7. Tingkatkanlah perhatian terhadap suamimu dan perbanyaklah pujian atasnya dihadapannya maupun ketika dia tidak ada disisi keluargamu, atau ketika bersama teman-temanmu karena hal ini dapat memperbaiki hati dan lisanmu. Hal ini dapat membuat suamimu ridha terhadapmu. Dengan demikian kamu menjadi teladan yang agung bagi para wanita yang mengingkari perkara ini (pernikahan kedua, atau yang tidak suka suaminya menikah lagi)
8. Jangan dengarkan ucapan orang – orang jahil yang berpaling, yang menginginkan rusaknya hubungan antara kamu dan suamimu, atau antara kamu dan istrinya yang kedua. Janganlah membuat suatu hukum atau keputusan berdasarkan apa yang kamu dengar, kecuali setelah mengetahui kebenarannya.
9. Jangan penuhi hati anak – anakmu dengan kebencian terhadap istri bapak mereka, begitu juga terhadap anak – anaknya. Sesungguhnya mereka adalah bersaudara dan makar yang jelek hanya akan menimpa pelakunya.
10. Jangan ubah mu’amalah kamu terhadap suamimu. Jauhilah mengurangi perhatian suamimu dalam masalah hak – hak yang telah Allah syariatkan untuknya. Janganlah biarkan dirimu jadi permainan ditangan setan. Mintalah tolong kepada allah serta senantiasalah berdoa kepada allah agar ia memenuhi hatimu dengan keimanan dan kecintaan.
11. Terimalah dengan qana’ah apa yang ia sanggup memenuhinya untukmu dari rezeki yang telah Allah berikan kepadanya.
12. Mendengar dan taat terhadap suamimu dalam setiap perintahnya yang tidak memuat Allah marah
13. Berlaku tuluslah untuk suamimu seperti ketulusan seorang hamba kepada tuannya. Jadilah hamba wanita baginya, niscaya ia akan menjadi budak laki-laki bagimu. Jadilah sebagai bumi baginya, niscaya ia akan menjadi langit bagimu
14. Ketahuilah bahwasannya kebahagiaan hakiki adalah dalam menjalankan perintah Allah dan mentaati-Nya. Kemenangan, kesuksesan dan kebahagiaan manusia tidak didapatkan kecuali dengan menaati perintah Allah.
II. Nasihat untuk Istri yang kedua
1. Ketahuilah bahwa keridhaanmu menikah dengan seorang pria yang telah memiliki istri adalah perkara yang agung. Hal tersebut menunjukkan ketakwaan dan agamamu, insya Allah. Pahamilah ini dan harapkanlah pahalanya disisi Allah.
2. Manfaatkanlah waktu bagian untuk istri yang pertama dengan memperbanyak membaca Al-Quran , mendengarkan kaset-kaset yang bermanfaat dan membaca buku – buku yang berfaedah sebagaimana sepantasnya bagimu untuk menunaikan tugas – tugas rumah dan menata dirimu
3. Jadilah seorang da’iyah kepada Allah dalam hukum ta’addud ini. Buatlah manusia paham terhadap hikmah Allah dalam pensyariatan-Nya terhadap perkara ini. Jangan menjadi provokator bagi wanita – wanita untuk menentang pernikahan yang kedua. “ Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang mengajak kepada Allah dan beramal shalih dan ia berkata, “ Sesungguhnya aku adalah dari kaum Muslimin.” (fuslihat;33)
4. Janganlah lalai dalam merawat istri yang pertama dan anak-anaknya jika diperlukan. Sesungguhnya dalam hal itu ada pahala disisi Allah dan membuat suamimu ridha terhadapmu. Selain itu juga menumbuhkan keakraban diantara kamu dan istri yang pertama serta anak-anaknya.
5. Jangan tampakkan kehadapan manusia kekurangan dan aib istri yang pertama. Jangan mengatakan kepada manusia bahwa suaminya tidak menikah lagi, melainkan karena benci dan tidak suka padanya. Sesungguhnya itu adalah jerat setan.
6. Jangan berusaha merusak hubungan antara suamimu dan istri pertamanya dengan tujuan agar suami hanya menyukaimu karena ini adalah namimah “ mengadu domba”. Namimah itu termasuk dosa besar. Berusahalah agar suamimu tidak melihat itu darimu. Jika kamu melihat padanya kecendrungan pada istri yang pertama atau kecintaan karena ia ingin bersama anak – anak atau sebab lain maka mengalahlah dan relakanlah malamu untuk istri yang pertama, kamu akan melihat buah yang baik dan besar, insya Allah.
7. Jangan berlebihan dalam cemburu karena sesungguhnya itu adalah kunci talak (perceraian). Jauhilah banyak mengeluh dan menampakkan kekesalan karena hal itu akan mewariskan kebencian.
8. Mendengar dan taat dalam setiap masalah yang tidak membuat Allah marah.
9. Tuluslah untuk suamimu seperti ketulusan hamba kepada tuannya. Jadilah hamba baginya, niscaya ia akan menjadi budak bagimu.
10. Qona’ah dengan apa yang dia sanggupi dalam memenuhi hak – hakmu. Wanita mukminah yang sebenarnya adalah yang ridha dengan pemberian Allah untuknya dari rzeki. Jangan menyusahkan suamimu dengan permintaan – permintaan yang tidak perlu. Jangan bebani ia diluar batas kemampuannya serta janganlah memperberat tanggung jawabnya dengan hutang – hutang untuk memenuhi sebagian keinginanmu.
Saudariku ….. diantara contoh – contoh yang jarang diceritakan oleh sejarah kepada kita yang diriwayatkan kitab – kitab biografi tentang keteladanan sebagian istri – istri yang menghargai kondisi suami – suami mereka yang tidak ada batasnya, walaupun mengorbankan mashlahah mereka.
Ketika Fathimah dan Ali bin Abu Thalib melewati hari – hari yang berat dalam masalah ekonomi , yang membuatnya menahan lapar sampai tiga hari, Ali melihat kulit Fathimah telah memucat, Ali berkata kepadanya : “ Ada apa denganmu hai Fathimah ? “ ia menjawab , “ semenjak tiga hari yang lalu kami tidak mendapatkan apa – apa dirumah. “ Kemudian, Ali berkata kepadanya , “ Kenapa kamu tidak memberitahu saya ? “ Fathimah menjawab , “ Pada malam pernikahan, ayahku berkata kepadaku , “ Hai fathimah, apabila Ali memberimu, membawa sesuatu, maka makanlah dan jika tidak, maka janganlah kamu meminta kepadanya.”
Saudariku ……. Manakah dia wanita – wanita yang ingin meneladani Fathimah ?
Mana Wanita – wanita yang bersungguh – sungguh ingin mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disiapkan untuk orang – orang yang bertaqwa ?
Selanjutnya Saudariku ijinkan pula aku mengutip nasehat penulis buku “ ISTRIKU MENIKAHKANKU “ untuk para suami
III. Nasehat untuk para suami
Saudaraku para suami…….. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “ Agama itu adalah nasihat.”
1. Bertaqwalah kepada Allah dan berlaku adillah diantara istri-istrimu. Tanamkanlah dalam keyakinanmu bahwa Allah senantiasa mengawasi segenap mu’amalahmu. Adillah diantara mereka pada apa – apa yang engkau miliki dan mampu melakukannya. Janganlah sekali – kali berlaku zalim atau condong dan berat sebelah kepada salah seorang dari mereka. Letakkan didepan matamu sabda Nabi Saw : “ Barangsiapa yang memiliki dua orang istri, lalu ia condong kepada salah seorang dari keduanya, maka ia akan datang pada hari kiamat sedangkan badannya miring sebelah.”
2. Jangan sampai tujuanmu melakukan ta’addud untuk memuaskan naluri seks semata.
3. Jadilah seorang yang meneladani Rasulullah saw dalam segala keadaanmu. Dialah suri teladan dalam hal itu. Rasulullah saw adalah seorang suami yang penyabar, santun, tegas, lapang dada dan teman yang lembut lagi berwibawa. Beliau adalah orang yang paling mengasihi wanita dari umat ini. Beliau bersabda : “ Sebaik – baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya dan saya adalah yang paling baik diantara kalian terhadap istrinya.” Pernah beliau memerintahkan Hassan bin Tsabit Ra yang sedang memegang tali kekang onta salah seorang istrinya yang berada di Haudaj, beliau berkata “ Lembutlah terhadap Qawarir.” Beliau menyerupakan istrinya dengan qawarir “ botol “ dalam hal kelembutan dan kebeningannya.
4. Berbuat baiklah terhadap istri-istrimu dan maafkanlah kekeliruan serta pergaulillah dengan baik. Bertanyalah kepada ahli ilmu tentang hukum – hukum ta’addud yang tidak kamu ketahui. Suami yang senantiasa merasakan pengawasan Allah bertanya tentang apa yang tidak ia ketahui. Allah berfirman : “ …. Maka tanyakanlah kepada ahli zikir (ilmu) apa yang tidak engkau ketahui. “ (Al-Anbiya ; 7)
5. Berlaku adillah diantara anak-anakmu dari kedua istrimu, dekatkanlah diantara hati – hati mereka, walaupun kamu mendorong istri yang satu menyusui anak yang lainnya. Buatlah mereka paham bahwa mereka bersaudara. Janganlah membuka jalan bagi setan diantara mereka
6. Berusahalah untuk mengajarkan anak-anakmu Al-Qur’an dan sunnah nabi serta mengamalkan keduanya. Istri dan anakmu adalah tanggung jawab diatas pundakmu. Tunaikanlah kewajibanmu agar kamu selamat dari azab Allah. Allah berfirman : “ Wahai orang – orang yang beriman , jagalah dirimu dan keluargamu dari api nereka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu – batu, yang dijaga oleh malaikat – malaikat yang kasar yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim ; 6).
7. Perbanyaklah pujian dan sanjungan untuk istri-istrimu dan tanamkanlah pada setiap mereka bahwa tidak ada cinta dan kasih sayang , kecuali dengan menaati A-Rahman (yang maha pengasih) dan membuat suami ridha.
8. Jangan menukil perkataan yang satu kepada yang lain. Jangan percayai untuk suatu rahasia karena ia akan cepat menyebarkannya kepada yang lain, atau ia akan berbangga karena ia menyimpan rahasia suaminya, sedangkan yang lain tidak
9. Jangan memuji kecantikan, atau masakan atau akhlak seorang istri dihadapan istri yang lain. Sesungguhnya itu akan mengeruhkan kehidupanmu dan menambah kebencian, kecuali kamu memandang bahwa itu mendatangkan kebaikan bagi yang berbicara bersamamu
10. Jangan dengarkan perkataan yang satu mengenai yang lain dan laranglah dari perbuatan itu, maka tipu daya setiap mereka akan mati dan terkubur dalam hati setiap mereka
11. Maklumilah sebagian kekurangan – kekurangan istri-istrimu dan berusahalah utnuk berlaku lembut terhadap mereka serta menyebut kebaikan mereka. Umar bin Khaththab Ra adalah seorang yang keras dan serius dalam hukum dan keadilannya berkata : “ Sepatutunya seorang laki – laki hendaklah menjadi seperti anak kecil dengan istrinya (maksudnya dalam kelembutan dan keakraban), walaupun dihadapan orang banyak dia adalah seorang pria dewasa.
IV. Nasehat untuk Istri – istri
1. Janganlah kamu menolak ta’addud karena ia adalah hukum Allah pada makhluk-Nya dan Dia lebih mengetahui apa yang baik untuk para wanita. Sebagaimana Allah telah mewajibkan atas laki – laki untuk berperang (jihad), padahal ia tidak disukai oleh mereka. Begitu juga Allah mensyariatkan ta’addud, padahal ia tidak disukai oleh mereka. Allah Maha Mengetahui maslahat – maslahat hamba-hamba-Nya. Allah tidak akan memerintahkan, melainkan yang ada kebaikan dan berkah padanya. Jikalau ta’addud jelek semata, niscaya ia tidak akan memerintahkan mereka melakukannya dan tidak akan dibolehkan-Nya bagi mereka. “ Yang demikian itu barangsiapa yang mengagungkan syiar – syiar Allah, maka sesungguhnya itu merupakan ketaqwaan hati. “ (Al-Hajj ; 32)
2. Kami tidak mengatakan kepadamu, “ Mintalah suamimu untuk memadumu . “ akan tetapi, kami katakan , “ Kamu tidak boleh menentangnya, hakmu adalah memintanya berlaku adil saja.
3. Saudariku Muslimah ! dari mana kamu mengetahui bahwa suamimu tidak akan berlaku adil antara kamu dan istrinya yang kedua. Ini tidak mungkin. Apakah kamu mengetahui yang gaib, ataukah hanya karena ketakutan terhadap sesuatu yang tidakl mengetahuinya, kecuali Allah
4. Jangan terpengaruh dengan sebagian pengalaman yang dialami sebagian orang – orang bodoh dan lemah iman yang melalaikan istri – istri mereka dan membahayakan mereka, serta tidak memberikan persamaan terhadap istri – istrinya, sesungguhnya ini adalah bentuk – bentuk yang tidak disetujui oleh Islam. Kondisi sebagian kaum muslimin bukanlah dalil atas islam
5. Jangan mulai meminta talak dari suamimu tanpa ada alasan syar’i
6. Jika kamu mengetahui dari suamimu keinginannya untuk berta’addud, janganlah menghalanginya. Jika kamu menghalanginya, secara tidak langsung membantunya menempuh jalan haram. Dikhawatirkan kamu ikut mendapatkan dosanya karena kamu seperti orang yang menunjukkan atasnya. Berapa banyak dari istri – istri yang keji yang menjadi penyebab suaminya terjerumus melakukan zina dan skandal akibat penolakannya terhadap ta’addud yang telah disyariatkan Allah.
7. Kamu memiliki suri teladan yang baik pada istri – istri Nabi dan shahabiah yang mulia. Rasulullah telah melakukan ta’addud dan dia adalah guru manusia. Begitu juga dengan para sahabat. Semoga Allah meridhai mereka semua.
8. Orang – orang yang menikahkan anak-anak perempuannya, dengan pria yang telah beristri telah membuktikan bahwa anak – anakperempuan mereka berada dalam kehidupan tumah tangga yang bahagia, melebihi kebahagiaan wanita yang menikah dengan suami yang hanya memiliki satu istri.
9. Perbaikilah sikapmu ketika menyambut suamimu disaat kedatangannya kerumah dengan senyuman yang bersinar, pakaian yang bagus, dan ajarkanlah anak-anakmu menyambut ayah mereka dengan hangat.
10. Janganlah menyebut seluruh kelelahan yang kamu hadapi disiang hari bersama anak – anak, dan menampakkan ketidaksukaan terhadap mereka ketika ia sedang makan. Saya nasehati agar kamu menunda permintaan dan keluhan pada waktu yang lebih tepat.
11. Jangan membalas suamimu ketika ia sedang marah. Jagalah emosimu walaupun kebenaran ada bersamamu dengan
12. Buatlah ia terus merasakan bahwa ia berharga dan memiliki keutamaan. Memohonlah kepada Allah agar senantiasa menjadikannya penopang
13. Berusahalah mengambil simpati kedua orang tuanya khususnya ibunya. Perlakukanlah persis seperti ibumu, dengan memberinya sebagian hadiah. Bicarakanlah kelebihan – kelebihan suamimu dihadapannya. Doronglah suamimu untuk berbakti kepada ibunya dan sering mengunjungi serta membantu urusan – urusannya.
14. Apabila suami menyelesaikan sebagian pekerjaannya di rumah, maka berusahalah untuk menciptakan suasa yang tenang dan menyenangkan untuknya. Apabila ia ingin beristirahat sejenak, jauhilah darinya hiruk pikuk anak – anak, serta berusahalah untuk membangunkannya untuk shalat.
15. Mintalah pandangannya dalam masalah mendidik anak-anak dan mengajarkan mereka. Adapun dalam masalah materi, jadikanlah syiarmu, “ kita tidak berselisih dalam masalah dunia yang fana. Oleh karena itu, kita tidak berselisih misalnya dalam membeli perkakas, atau pakaian atau makanan. Secara umum jadilah sebagaimana yang diwasiatkan seorang wanita arab yang bernama Ummu Iyas kepada putrinya sebelum hari pernikahannya :
- Jadilah bumi baginya, niscaya ia akan menjadi langit bagimu
- Jadilah budak wanita baginya, niscaya ia akan menjadi budak pria bagimu
- Ketundukan disertai qana’ah dan mendengar serta mentaatinya
- Menjaga mata dan hidungnya. Jangan sampai matanya melihat yang jelek darimu dan mencium yang tidak sedap darimu
- Menjaga waktu tidur dan makannya karena hilangnya waktu makan melelahkan dan hilangnya waktu tidur membuat murka
- Menjaga hartanya dan anak-anaknya. Kuncinya adalah pengaturan baik
- Jangan menentang perintahnya dan jangan menyebarkan rahasianya, maka kamu tidak akan aman dari pengkhiatannya. Kemudian, janganlah kamu bergembira dihadapannya ketika ia susah, dan janganlah bersedih dihadapannya ketika ia bergembira.
16. Berusahalah untuk senantiasa mengajar anak-anakmu dirumah, baik dari Kitabullah maupun sunnah Rasul-Nya, berdasarkan firman Allah : “ Dan ingatlah apa yang dibacakan dirumahmu dari ayat – ayat Allah dan hikmah (sunnah Nabi). Sesungguhnya Allah adalah Maha lembut lagi Maha Mengetahui. (Al-Ahzab;34)
17. Ketahuilah bahwasannya keutamaan ilmu itu sangat besar hal ini berdasarkan sabda Rasulullah : “ Tidaklah ada satu kaum yang berkumpul disalah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya di antara mereka, melainkan turun atas mereka ketenangan dan rahmat meliputi mereka serta malaikat akan menaungi mereka. Allah menyebut mereka di hadapan makhluk yang ada disisinya
18. Ajarkan anak-anakmu adab-adab makan, tidur, berpakaian, adab masuk ke Wc dan keluar darinya, zikir pagi dan sore, dan lain sebgainya dari adab dan zikir yang shahih dari sunnah Nabi yang Suci
19. Berusahalah untuk membaca Al-Quran dan menjadikannya sebagai wirid harian serta membaca kitab – kitab hadist selama memungkinkan.
4 komentar:
antum dah menjalakankan blm??
jangan hanya sekedar mencari
SENSASI
ta_addud@ymail.com
:) insya Allah.... menebarkan ilmu bukanlah untuk mencari sensasi.. apakah salah jika seseorang yang belum menikah membahas sesuatu yang kalian anggap sensasi ? insya Allah ya sodaraku.... justru ketika belum menikah itulah kita memperbanyak ilmu dan belajar tuk menata hati ketika amanah itu (poligami) dipercayakan kepada kita tuk mengembannya. Insya Allah... mohon doanya aja.. jika emank menurut Allah diri ini dan suami kelak dianggap mampu tuk mengemban amanah itu moga2 saat itu kami telah siap dengan ilmu dan keikhlasan. insya Allah
Itukan kalo yaya jadi istri pertama tapi saat ada yang meminta jadi istri kedua pasti mikir seribu kalikan bahkan mungkin didalam hati minta sama Allah bukan orang itu yang bakal jadi suami. Dilisan kita bisa bilang ga keberatan tuk poligami tapi dihati kecil pasti akan menolak. Keikhlasan hanya ada dihati dan itu hanya Allah yang tau. Ayo ya,kalo memang menerima poligami jangan ditolak jika ada yang minta tuk jadi istri kedua. Aku angkat 2 jempol deh kalo kamu ga menolak tuk dijadikan istri ke 2.
:) menjadi istri pertama, kedua, ketiga atau keempat itu sama aja.. cuma beda konteks pelabelan. insya Allah kalau emank yaya diminta tuk menjadi istri kedua , insya Allah yaya siap. tapi harus dengan cara yang benar :) Seorang ustadzah berpesan pada yaya jika ada seorang suami yang memintamu untuk menjadi istri ke-2 atau kesekian maka tolaklah dengan penolakan yang sebenarnya namun jika ada seorang istri memintamu untuk menikah dengan suaminya, maka pertimbangkanlah dengan baik. tau kan maksud dari pesan ini ?....
Posting Komentar