Jika seorang muslimah ditanya tentang arti sebuah rumah tangga baginya, tentu akan banyak ungkapan yang muncul. terutama bagi para muslimah yang benar benar berprofesi sebagai ibu rumah tangga, dan terlebih bagi para ibu yang mempunyai maisyah untuk membantu suami. seabrek kenyataan akan diungkap tentang bagaimana peliknya mengurus tetek bengek yang berkaitan dengan rumah tangga. kesibukan yang luar biasa tentunya.....
Ada satu ungkapan yang berkaitan dengan tugas seorang istri mengurus rumah. kesibukannya yang tiada henti diibaratkan "mulai dari terbit matahari hingga terbenam mata suami " Astaghfirullah !.........
tapi barangkali ungkapan tersebut ada benarnya mengingat begitu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan oleh seorang istri. Maka sungguh tidak adil jika ada yang menganggap remeh profesi ibu rumah tangga.
Mereka yang berpendapat bahwa ibu rumah tangga adalah profesi yang kolot, kuno, akan merubah 180 derajat pernyataanya jika mengetahui betapa mulia jasa seorang ibu dalam mengurus rumah tangganya. inilah jihad kaum muslimah, mengurus suami dan anak anak. seorang muslimah adalah penopang, pendukung dan penyemangat jihad suami disamping, membesarkan dan mendidik generasi rabbani, al-ummu madrasatun
Demikian agungnya kedudukan seorang muslimah, maka sejak ikrar akad nikah dilaksanakan, hendaknya mereka telah paham betul konsenkuensi yang akan dijalani. dzahir dan batin harus disiapkan menyambut amanah yang luhur ini. dengan predikat " istri" , seorang muslimah harus bisa mewujudkan impian berkeluarga, yakni sakina mawaddah warahmah. dipundaknya letak bahagia ataukah duka, sukses ataukah gagal, abadi ataukah seumur jagung . biduk rumah tangga akan dibangun.
setiap muslimah hendaknya membekali diri dengan ilmu. mengelola sebuah rumah tangga tidak cukup berbekal materi, lebih dari itu kesiapan mental adalah hal yang utama. kesiapan psikis menjadi dasar ketika memasuki pintu pernikahan. niat ikhlas untuk benar benar menjadikan amal shalihnya sebagai ladang memperoleh syurga. niat ikhlas bahwa dirinya adalah bagian dari perjuangan menjayakan islam dan muslimin, sehingga setiap yang dilakukan bernilai ibadah . lelah dan capeknya akan berbuah kenikmatan. keluh kesah tiada lagi, berganti dengan kesabaran dan ketabahan.
beban amanah yang dipikul para muslimah dalam mengurus rumah tangga disaat sekarang ini, nampaknya tidak sebanding dengan apa yang dialami para shahabiyat salafushshalih. karena di samping mengurus keluarga, mereka adalah penopang jihad kaum muslimin yang sejati.
Hajar , istri Nabiyullah Ibrahim a.s, ibunda ismail patut menjadi catatan penting bagi kita. Ia ditinggal oleh suaminya tanpa bekal apapun bahkan jauh dari sanak sodara."kepada siapa engkau meninggalkan kami." tanya hajar kepada sang suami. jawaban ibrahim tiada lain : " hanya kepada Allah". Subhanallah ......
siapa yang merasa cukup dengan Allah, maka Dia mencukupinya. siapa yang berlindung kepada Allah,maka Allah melindunginya . dan siapa yang kembali kepada Allah, maka Allah akan menerimanya.
ketika seorang istri ditimpa ujian dengan kesulitan hidup, ia bersabar dan tetap taat kepada suami. Fatimah az Zahra putri Rasul adalah teladan yang harus selalu dijadikan cermin. dalam riwayat Abu Dawud, Ali ra berkata : " Fatimah binti Nabi saw hidup bersamaku. ia menggiling gandum sampai membekas di tangannya, juga mengangkut air sampai membekas dilehernya dan menyapu lantai rumah sampai pakaiannya lusuh. dan ia membuat roti sampai wajahnya berubah." meski demikian putri Rasul yang mulia ini tetap tabah dan senantiasa taat menjalankan nasihat ayahandanya ketika permintaannya akan seorang khadimat ditolak oleh Rasulullah saw.
begitupun Asma binti Abu Bakar. ia adalah contoh dan suri teladan dalam kesabaran menghadapi masalah keluarga. diriwayatkan dari Asma binti Abu Bakar, ia berkata :" Zubair memperistriku. ia tidak memiliki harta , hamba dan kekayaan lainnya, kecuali unta untuk mengangkut air dan seekor kuda. saya memberi makan kudanya, mengambil air, menjahit timba kulit, dan membuat adonan roti, meskipun saya tidak dapat membuat roti dengan baik. beberapa tetangga perempuanku dari anshar menolong membuatkan rotiku dan mereka adalah wanita wanita jujur. saya mengangkut biji kurma dari kebun zubair yang diberi oleh Rasulullah saw diatas kepada, padahal jauhnya sekitar dua pertiga farsakh (kurang lebih tiga mil)." (HR. Bukhari dan muslim).
Demikianlah fitrah telah diberlakukan Allah bagi kaum muslimah. perannya di balik layar dalam memeneg sebuah rumah tangga, mendukung suami dan mendidik generasi qur'ani adalah jihad. mendidik generasi qur'ani adalah jihad. Baiti jannati adalah sebuah cita cita pemacu semangat disela sela merajut hari demi hari, meniti syurga Illahi.
Selamat berjihad kaum muslimah !
selamat mensyukuri nikmat Allah. selamat berbahagia mendampingi suami dan anak-anak, selamat membina rumah tangga yang sakinah, ceria dan penuh barakah. semoga Allah membangun rumah yang lebih agung , lebih kekal, lebih besar, lebih indah dari rumah dunia, yakni rumah akhirat, surga jannatun na'iim. amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar